Hari Sabtu kemarin aku mencoba mengambil gambar untuk pertama kalinya di Pelabuhan Sunda Kelapa. Ditemani suhu Oniel dan Panji kami bertiga berangkat pagi-pagi dan sampai di sana sekitar pukul 9. Aku memarkir mobil di dekat Tourist Information yang dijaga oleh Pak Tumpu asli Makasar. Kami memanggilnya Daeng. Ia telah kawin cerai tujuh kali dan sudah lima tahun terakhir ini menjaga Tourist Information sambil berjualan minuman dan kerajinan tangan.
Orangnya hangat dan ramah, wajahnya mengguratkan kerasnya kehidupan di pelabuhan. Tidak banyak yang kami gali darinya karena tak lama kemudian ia tertidur kelelahan di atas kursi panjang.
Kunjunganku kali ini juga sekaligus ingin menerapkan teknik-teknik di buku yang aku beli, The A-Z of Creative Photography, yang pernah aku posting sebelumnya di sini. Topik pertama dalam buku yang aku coba rekam dengan EOS 550Dku adalah tentang seni abstrak. Lee Frost mengatakan dalam bukunya bahwa seni abstrak menjadi sesuatu yang menarik karena gambar yang dihasilkan bersifat abstrak, yaitu objek-objek yang tidak terhubung secara langsung dengan objek yang sudah sering kita lihat pada umumnya. Elemen yang membentuk objek abstrak adalah warna, bentuk, pola, dan tekstur yang unik, yang setidaknya membuat kening kita berkerut mencoba mencari referensi objek aslinya dalam kepala kita. Semakin tidak realistik objeknya, semakin menarik gambar abstraknya. Gambar abstrak dapat dicari dengan fokus pada bentuk dan warna.
Berikut ini adalah gambar-gambar yang mewakili kesibukan dan karakter pelabuhan Sunda Kelapa di Sabtu pagi.
Kapal Rahim Jaya Abadi
Kait
Kapal dalam Perspektif
Mengangkut Semen
Musim Janda
Tambatan Kapal
Kapal Berjajar
Cleaning Tool
Santai Beristirahat
Nangkring
Simpul
Jembatan Kayu
Nyendal Jepit
Manggul Beras
Menunggu Penumpang
Berboncengan
Kapal Mainan
Bukan Iklan
Oniel di antara 2 botol
Botol kosong di depan kapal
Anyaman
Vespa
Kelelahan
Me and My Canon EOS 550D in reflection
Tinggalkan komentar