Kembalinya Mas Parman (2006)

Dia bukan penduduk asli kampung ini. Ketika berumur hampir setahun, orang tuanya mengalami kecelakaan di tikungan, dekat balai desa. Ayah dan ibunya meninggal seketika, dan dimakamkan di TPU, satu setengah kilometer dari rumahku. Akhirnya Pak Parto dan istrinya, sepasang petani yang sudah tua dan tidak memiliki anak, memutuskan untuk memungutnya dan memberinya nama Suparman. KataLanjutkan membaca “Kembalinya Mas Parman (2006)”

Kasmaran (2008)

Suara berisik jam weker membangunkan Toni tepat pukul lima pagi. Tubuhnya masih terasa pegal-pegal. Pekerjaan audit kemarin sangat melelahkannya. Ratusan lembar dokumen ia lahap dan dipelajari dengan penuh ketelitian. Pagi itu ia baru tidur selama tiga setengah jam, dan ia harus segera berangkat kembali ke kantornya di daerah Sudirman. Setelah mandi dan sholat subuh, iaLanjutkan membaca “Kasmaran (2008)”