“Dina, mau tidak bertemu Ibu?”, tanya Ian kepada putrinya pada suatu hari libur setelah mereka selesai sarapan.
“Bukankah.. Ibu sudah lama di surga, Yah?”
“Karena izin Tuhan, kita bisa bertemu kembali dengan Ibumu.”
“Benarkah? Ayah tidak sedang berbohong, kan?”
“Tidak, sayang. Mari kita temui Ibu di Rumah Sakit.”
“Horeeeee!!! Aku kangen sekali sama Ibu!!” teriak Dina gembira.
Tidak berapa lama kemudian mereka sampai di sebuah rumah sakit tidak jauh dari rumah mereka. Seorang suster menyambut mereka dengan ramah.
“Selamat datang di Rumah Sakit Surga Dunia. Apakah Anda Bapak Ian?”
“Benar, Mbak. Apakah Istri saya sudah bisa ditemui?”
“Sudah bisa Pak. Silakan berjalan lurus mengikuti koridor ini, istri Bapak ada di kamar 666.”
“Terima kasih, Mbak. Dina, ayo kita temui ibumu.”
Ian menggandeng anaknya setengah berlari menuju kamar istrinya.
Tepat di depan kamar bertuliskan angka 666, Ian membuka pintunya perlahan. Ia melihat seorang wanita berambut panjang memandang ke jendela luar. Perlahan ia membalikkan badannya dan memberikan senyuman manis kepada Ian dan Dina.
“Diana…,” Ian berkata perlahan tak percaya dengan apa yang ia lihat.
“Ibuuuuuuuuuuuuuuu!!!!” teriak Dina menghambur ke arah Diana.
“Dinaa..,” Diana terisak perlahan.
Bulir air mata menitik di pipi Ian langsung disekanya hingga tak sempat jatuh di pipi.
“Aku kangen Ibu. Aku pikir Ibu sudah pergi ke surga.” kata Dina dengan terbata.
“Ibu memang di surga. Nama rumah sakit ini adalah Surga Dunia. Benar, kan? Kamu tidak nakal kan, selama Ibu di sini?”
“Tidak, Bu..” Dina menggeleng sambil terus memeluk Diana, “Dina patuh sama Ayah dan selalu rajin belajar.”
Rindunya tumpah.
Sementara Dina dan Diana bercakap-cakap melepaskan kerinduan, Ian keluar dari kamar menemui Suster Rita.
“Mbak, tolong rahasiakan identitas Dian, adik kandung istri saya. Anak saya tidak tahu kalau yang ia temui adalah bibinya.”
“Baik, Pak. Bapak puas kan dengan hasil operasi plastiknya?”
Ian mengedipkan matanya sambil mengacungkan dua jempolnya.
Tinggalkan Balasan ke wisnuwidiarta Batalkan balasan