Aku berlari menaiki tangga stasiun di depanku. Jantungku berdegup kencang. Semoga kereta terakhir masih ada. Rapat berjam-jam membuatku lupa akan waktu.
Peron menuju Serpong sudah sepi. Penumpang sudah habis. Hanya petugas kebersihan yang kulihat masih sibuk mengepel lantai.
Kuambil gawaiku untuk melihat pemberitahuan di media sosial hingga tak terasa tiba-tiba keretaku datang. Senang rasanya bisa duduk. Karena penat, aku jatuh tertidur. Pulas.
Ketika aku bangun, semua tampak hening. Tiba-tiba bahuku ditepuk dari belakang.
“Mas, turun mana?” seseorang bertanya.
Aku balikkan badan, mataku terbelalak tanpa mampu menjawab.
“Mas, ini Stasiun Tanah Kusir. Serpong masih jauh!” kata pocong itu sambil meloncat pergi.
Cerita fiksi ini ditulis ketika melewati Kuburan Tanah Kusir di atas kereta yang melaju di malam Jumat sebagai kontribusi Flash Fiction tiap hari Kamis dengan topik Hening. Jumlah kata tepat 100, termasuk pocong.
Tinggalkan komentar