Sekitar 10 Agustus 2017 silam, kami sekeluarga pulang kampung ke Tegal untuk mengantar Mom berangkat ke tanah suci via embarkasi Solo. Kebetulan, seorang sepupu dari almarhum ayahku juga minta dibawakan laptop yang dibeli di Jakarta via Tokopedia. Ya sudah, sekali merengkuh dayung, tiga hari capeknya gak ilang-ilang. Hehehe.. Maksudnya sekali jalan, dapat kesempatan silaturahim juga, secara belum pernah bertemu secara langsung dengan mereka.
Perjalanan menuju Tegal cukup lancar, meski tol Cikampek masih banyak pembangunan. Sampai di Tegal pagi hari, aku langsung bobo membayar tidur yang kurang semalaman.
Sorenya acara pelepasan para calon jemaah haji dari desa kampung halaman, dimulai. Alhamdulillah begitu banyak yang berdatangan ke rumah Mom untuk mendoakan beliau. Semoga beliau menjadi hajjah mabruroh… aamiin Yaa Rabb..
Setelah berdoa bersama di masjid bersama segenap pengurus masjid, warga setempat, dan keluarga calon jemaah haji, kami semua berangkat ke Kantor Pemda Kab. Tegal di Slawi untuk berangkat dengan bus bersama-sama sesuai kloter masing-masing.
Setelah selesai mengantar Mom di pendopo kabupaten, kami berempat melanjutkan perjalanan dari Slawi ke Tegal, sebelum mengarah ke Solo. Seperti ritual setiap mudik, mencicipi kuliner di Warung Senggol dekat Masjid Agung Tegal tidak dilupakan.


Sebelum terbang, para calon jemaah haji berkumpul di Restoran Salsabila di daerah Kendal, lalu satu-persatu diproses sebelum diterbangkan langsung ke Jeddah. Kami sekeluarga sempat bertemu Mom di sana, lalu melanjutkan perjalanan ke Solo. Saya bergantian menyetir dengan istri tercinta bila mengantuk sehingga menghemat waktu perjalanan.
Sampai di Semarang sekitar pukul 4 pagi. Kesempatan untuk mengunjungi Simpang Lima! Kesan pertama begitu menggoda. Alun-alunnya bersih dan dilengkapi WiFi gratis! Ada beberapa lampu taman yang indah. Di sekeliling alun-alun ada Masjid Raya Baiturrahman yang artistik interiornya dengan kearifan lokal yang kental.

Bagaimana penampakan alun-alun Simpang Lima Semarang?
Di sekitar Simpang Lima ini banyak kuliner yang tersedia, sehingga teramat sayang untuk dilewatkan jika singgah di Semarang. Pagi ini saya mencoba nasi liwet yang lumayan enak dan mengenyangkan.

Setelah mencicipi nasi liwet, kami menjalankan sholat subuh di Masjid Raya Baiturrahman yang besar dan menawan itu. Para musafir juga bisa mandi di sini agar badan terasa segar sebelum beribadah. Di bagian bawah masjid banyak toko sebagai pusat ekonomi yang bisa menghidupi masjid itu sendiri. Ada toko pakaian muslim/muslimah, koperasi, bank syariah, dan sebagainya.
Begitu sampai di Semarang, saya langsung menghubungi teman SD dan SMA saya, Dian, yang baru hijrah ke Semarang. Wah sekalian lewat mengapa tidak mampir? Meski tidak lama karena pagi itu Dian harus bekerja, namun in syaa Allah silaturrahim akan mendapatkan kebaikan dari Allah SWT. Hal jazaaul ihsaani illal ihsaan. Dan tidaklah kebaikan melainkan dibalas dengan kebaikan pula.

Mau tahu foto kami waktu SD? Nih!

Selepas dari rumah Dian, kami melanjutkan perjalanan ke Solo. Karena ngantuk, istri yang menyetir sampai Boyolali. I missed the Bawen tol view in the morning. Arrgghh!
Tiba di Solo hari Jumat, kami memutuskan untuk check in ke hotel dahulu karena sudah mepet sholat Jum’at, jadi harus mandi dan berganti baju.


Tempat sholat kami di Solo dekat hotel adalah Masjid Raya Fatimah yang terletak di Jalan Rajiman. Masdjinya adem, ada ACnya, karpet tebal empuk, dan hiasan panggung ada gobyokan seperti yang biasa dipakai buat kawinan. Hiasannya menarik dan unik. Suatu pengalaman yang menyenangkan sholat di masjid ini.
Setelah sholat kami mampir di toko oleh-oleh Orion sebelum menuju Karanganyar tempat paman saya tinggal.
Tips: jangan lupa mampir ke Toko Pusat Oleh-oleh Orion (Mandarijn) Bakery di Jl. Jend. Urip Sumoharjo No.80, Purwodiningratan, Jebres. Banyak sekali jajanan unik yang enak di sana. Toko yang buka sejak tahun 1932 ini sangat laris dan banyak sekali pengunjungnya. Kue lapis legit mandarijnnya sangat terkenal. Kue Pie Pisangnya juga amazing. Kue basah macam lemper pun mereka punya. Sambal ikan roa dan lainnya juga ada. Lengkap deh!

Ini kali pertama kami berkesempatan mengunjungi rumah beliau. Rumahnya yang sederhana menyambut kami penuh kehangatan dan ketulusan.

Sangat terlihat tuan rumah berusaha mempersembahkan yang terbaik buat kami. Semoga Allah SWT membalas kebaikan hati mereka.

Secara sudah berada di Karanganyar, kami juga menyempatkan diri bersilaturrahim dengan paman saya yang tinggal di Sragen, tidak jauh dari Karanganyar. Sungguh sangat melegakan bertemu dengan saudara yang lama sekali tidak berjumpa, meski hanya sebentar.

Setelah sholat maghrib dan berbincang sebentar melepas rindu, kami pamit kembali ke Solo. Sampai di Solo, perut begitu lapar, kami berhenti sebentar di dekat Keraton Solo untuk mencari sesuatu pengganjal perut. Rayyan ingin kerak telor, namun kami ingin bakmi. Segeralah saya mencari di Foursquare dan Google untuk mencari mie terbaik Solo dan terdekat dari Keraton. Dapatlah bakmi Pak H. Dul di Ronggowarsito.

Tampilan kerak telor itu gimana sih?



Setelah kenyang makan malam, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. What a day. Besoknya kami akan meneruskan petualangan ke Jogjakarta.
Ada juga ya kerak telor di Solo. hehehe.
asik banget mas keliling semuanya.
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya ternyata ada juga wakaka
SukaDisukai oleh 1 orang
Semoga ibadah Ibunda mabruroh dan berdampak pula kepada keluarga 🍸
SukaDisukai oleh 1 orang
Aamiiin Yaa Rabb.. jazakallah Mas
SukaDisukai oleh 1 orang