Ritual Lebaran ala Inyong de La Ortega


Setiap keluarga muslim memiliki tradisi lebaran yang berbeda-beda, namun tetap satu yang sama, yaitu merayakan pada tanggal 1 Syawal. Sebagai seorang Ortega alias Orang Tegal Asli, berikut inilah kebiasaan bertahun-tahun yang biasa saya dan keluarga lakukan.

Mudik hari kedua Lebaran. Dulu jamannya mudik naik kereta atau bis jaman kuliah atau belum punya kendaraan, saya biasa mudik seminggu sebelum lebaran. Tapi setelah membawa kendaraan sendiri dan merasakan macetnya mudik dua hingga tiga kali lipat durasi mudik normal, saya memilih lebaran hari pertama di Jakarta. Kebetulan saudara dari ayah banyak yang tinggal di Bekasi.

11154746_10205155531900681_6291920890372167557_o

Keluarga istri dari Ibu di Pondok Cabe. Jadi hari pertama setelah sholat Ied di kompleks perumahan (sekaligus jadi tukang foto DKM Masjid), kami bersilaturahim ke Pondok Cabe, Legoso (keluarga ayah mertua), dilanjutkan ke Bekasi. Capek memang, tapi puas kalau bisa menyambung silaturahim dari orang tua kami.

11018411_10205813970001222_2783941833899786137_n

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang ingin rizqinya diperluas dan umurnya ditambah, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.”

Nah setelah beres urusan silaturahim di hari pertama, baru hari kedua lebaran jalan ke Tegal. Secara statistik sepuluh tahun terakhir hari kedua lebaran ini jalanan sampai ke Tegal lancar jaya. Menurut saya mudik itu adalah silaturahim. Silaturahim tidak harus pada hari H, jika ternyata harus bermacet ria. Kita jadi berkontribusi pada pemborosan bahan bakar dan polusi udara. Belum kalau harus membatalkan puasa. Sulit untuk buang air kecil atau besar. Padahal pakaian kita harus bersih kalau mau sholat. Saya tidak menyalahkan mereka yang memilih bermacet ria demi mengejar momen hari pertama lebaran di kampung halaman. Mudik adalah pilihan. Menghindari macet adalah pilihan yang saya ambil untuk mudik lebaran.

Kuliner Lebaran

Lebaran tanpa ketupat sepertinya kurang afdhol. Baik di Jakarta maupun di Tegal ketupat selalu siap. Di Jakarta karena kami bukan keluarga tukang masak tapi tukang makan, jadinya ketupat dan aneka lauknya kita outsource. Istri sudah punya langganan di kantornya yang bisa membuat ketupat lembut dan sayur besan ala Betawi yang mirip lodeh dengan sayur terubuk.

Hayo siapa yang belum tahu terubuk? Ini gambarnya.

Screen Shot 2016-07-06 at 12.55.12 AM
Terubuk alias Saccharum edule Hasskarl

Tampilannya setelah dimasak adalah seperti ini:

terubuk
Asli, enak banget!

Nah, kalau di Tegal, ini yang biasa saya cicipi untuk melepas rindu.

Kupat Glabed

Screen Shot 2016-07-06 at 1.20.34 AM

Harganya murah dan nikmat! Ingin tahu resepnya? Coba tengok di sini. Yang saya suka tempatnya di depan Masjid Agung Tegal, khas Randugunting.

Sate Kambing Muda Balibul

Screen Shot 2016-07-06 at 1.25.36 AM

Balibul merupakan singkatan dari bawah lima bulan. Artinya kambing muda, yang berarti dagingnya super empuk. Langganan saya biasanya di Pasar Senggol Pak Gendhut, Tirus, Sari Mendho, atau di Lebaksiu. Gulai kambingnya juga uenak tenan. Dinikmati sambil nyuruput teh poci gula batu.

Apa lagi?

1. Sate ayam Farad Sidjan. Lokasi di depan Stasiun Tegal
2. Warung Makan Moro Tresno di Pasar Senggol, dekat Alun-alun / Masjid Agung Tegal (ada sauto – soto pakai  tauco, nasi lengko, nasi gule, sop buntut, dan asem-asem, dan sate kambing –> One stop shopping, cocok kalau sebentar di Tegal. Satu warung banyak pilihan kuliner)
3. Kupat Glabed, yang enak ada di dekat Masjid Agung atau di dekat Sate Ayam Farad Sidjan, di depan Stasiun Tegal, atau di Randu Gunting
4. Sauto Amir, di daerah Tegal Wangi, Kab. Tegal
5. Es Sagwan, di Jalan AR Hakim

Oleh-oleh Khas Tegal

Apa saja sih oleh-oleh khas Tegal?

-Laktopia, mirip bakpia, cari di Jalan Veteran, atau daerah Paweden
-Kacang bogares dan pilus
-Krupuk anthor
-Telur asin (nggak cuma Brebes yang punya telor asin)
-Bawang merah ukuran besar (di Guci)
-Tahu Aci

Tempat Wisata di Tegal

Langganan saya adalah Guciku di Pemandian Air Panas Guci di Kabupaten Tegal dan Pantai Alam Indah di Kota Tegal.

Screen Shot 2016-07-06 at 1.37.56 AM

8-pai
Pantai Alam Indah

Nah, mumpung Lebaran, izinkan saya mengucapkan:

Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1437H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Kalau kamu sendiri ritual lebarannya ngapain aja?

Diterbitkan oleh wisnuwidiarta

Hi, my name is Wisnu Widiarta. I am a movie lover and love traveling especially camping and doing outdoor activities. Coding and problem solving in general are things I love as well.

16 tanggapan untuk “Ritual Lebaran ala Inyong de La Ortega

  1. Seumur umur saya blm pernah ke Tegal mas, setiap mudik selali lewat selatan.
    Selamat hari raya idul fitri & met silaturahmi disana ya.

    Being Ortega’s sounds nice!, mungkin harus coba tinggal disana.

    Disukai oleh 1 orang

  2. Denger cerita temen saya yang mudik ke Tegal dan baca ini jadi penasaran sama Tegal Mas. Lengkap banget cerita lebaran di sana. Terutama makanannya. Paling penasaran sama rasa terubuknya. :-9

    Disukai oleh 1 orang

      1. Oalah. Saya salah baca ya? Ahahahahaha. Jadi bisa dong saya cobain terubuknya kapan-kapan ya Mas. Itu saya pikir setelah njenengan dari Bekasi, trus ke Tegal menikmati Terubuk. Saya asli Surabaya.

        Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: