Setiap keluarga muslim memiliki tradisi lebaran yang berbeda-beda, namun tetap satu yang sama, yaitu merayakan pada tanggal 1 Syawal. Sebagai seorang Ortega alias Orang Tegal Asli, berikut inilah kebiasaan bertahun-tahun yang biasa saya dan keluarga lakukan.
Mudik hari kedua Lebaran. Dulu jamannya mudik naik kereta atau bis jaman kuliah atau belum punya kendaraan, saya biasa mudik seminggu sebelum lebaran. Tapi setelah membawa kendaraan sendiri dan merasakan macetnya mudik dua hingga tiga kali lipat durasi mudik normal, saya memilih lebaran hari pertama di Jakarta. Kebetulan saudara dari ayah banyak yang tinggal di Bekasi.
Keluarga istri dari Ibu di Pondok Cabe. Jadi hari pertama setelah sholat Ied di kompleks perumahan (sekaligus jadi tukang foto DKM Masjid), kami bersilaturahim ke Pondok Cabe, Legoso (keluarga ayah mertua), dilanjutkan ke Bekasi. Capek memang, tapi puas kalau bisa menyambung silaturahim dari orang tua kami.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin rizqinya diperluas dan umurnya ditambah, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.”
Nah setelah beres urusan silaturahim di hari pertama, baru hari kedua lebaran jalan ke Tegal. Secara statistik sepuluh tahun terakhir hari kedua lebaran ini jalanan sampai ke Tegal lancar jaya. Menurut saya mudik itu adalah silaturahim. Silaturahim tidak harus pada hari H, jika ternyata harus bermacet ria. Kita jadi berkontribusi pada pemborosan bahan bakar dan polusi udara. Belum kalau harus membatalkan puasa. Sulit untuk buang air kecil atau besar. Padahal pakaian kita harus bersih kalau mau sholat. Saya tidak menyalahkan mereka yang memilih bermacet ria demi mengejar momen hari pertama lebaran di kampung halaman. Mudik adalah pilihan. Menghindari macet adalah pilihan yang saya ambil untuk mudik lebaran.
Kuliner Lebaran
Lebaran tanpa ketupat sepertinya kurang afdhol. Baik di Jakarta maupun di Tegal ketupat selalu siap. Di Jakarta karena kami bukan keluarga tukang masak tapi tukang makan, jadinya ketupat dan aneka lauknya kita outsource. Istri sudah punya langganan di kantornya yang bisa membuat ketupat lembut dan sayur besan ala Betawi yang mirip lodeh dengan sayur terubuk.
Hayo siapa yang belum tahu terubuk? Ini gambarnya.

Tampilannya setelah dimasak adalah seperti ini:

Nah, kalau di Tegal, ini yang biasa saya cicipi untuk melepas rindu.
Kupat Glabed
Harganya murah dan nikmat! Ingin tahu resepnya? Coba tengok di sini. Yang saya suka tempatnya di depan Masjid Agung Tegal, khas Randugunting.
Sate Kambing Muda Balibul
Balibul merupakan singkatan dari bawah lima bulan. Artinya kambing muda, yang berarti dagingnya super empuk. Langganan saya biasanya di Pasar Senggol Pak Gendhut, Tirus, Sari Mendho, atau di Lebaksiu. Gulai kambingnya juga uenak tenan. Dinikmati sambil nyuruput teh poci gula batu.
Apa lagi?
1. Sate ayam Farad Sidjan. Lokasi di depan Stasiun Tegal
2. Warung Makan Moro Tresno di Pasar Senggol, dekat Alun-alun / Masjid Agung Tegal (ada sauto – soto pakai tauco, nasi lengko, nasi gule, sop buntut, dan asem-asem, dan sate kambing –> One stop shopping, cocok kalau sebentar di Tegal. Satu warung banyak pilihan kuliner)
3. Kupat Glabed, yang enak ada di dekat Masjid Agung atau di dekat Sate Ayam Farad Sidjan, di depan Stasiun Tegal, atau di Randu Gunting
4. Sauto Amir, di daerah Tegal Wangi, Kab. Tegal
5. Es Sagwan, di Jalan AR Hakim
Oleh-oleh Khas Tegal
Apa saja sih oleh-oleh khas Tegal?
-Laktopia, mirip bakpia, cari di Jalan Veteran, atau daerah Paweden
-Kacang bogares dan pilus
-Krupuk anthor
-Telur asin (nggak cuma Brebes yang punya telor asin)
-Bawang merah ukuran besar (di Guci)
-Tahu Aci
Tempat Wisata di Tegal
Langganan saya adalah Guciku di Pemandian Air Panas Guci di Kabupaten Tegal dan Pantai Alam Indah di Kota Tegal.

Nah, mumpung Lebaran, izinkan saya mengucapkan:
Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1437H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Kalau kamu sendiri ritual lebarannya ngapain aja?
Seumur umur saya blm pernah ke Tegal mas, setiap mudik selali lewat selatan.
Selamat hari raya idul fitri & met silaturahmi disana ya.
Being Ortega’s sounds nice!, mungkin harus coba tinggal disana.
SukaDisukai oleh 1 orang
Mesti nyoba main ke Tegal kalau gitu hehehe.. Nginep di Guci yang dingin Mas..
SukaSuka
Itu seperti perkebunan gitu ya mas, nanti mau arange dl mas. Semoga ada rejeki hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Ada pemandian air panas. Dia di kaki gunung Slamet Mas.
SukaSuka
Oh ya, mirip Sari Ater yang di Bandung gtu ya?.. waduh semoga kesampean kesana.
SukaDisukai oleh 1 orang
Better version Mas 😉
SukaSuka
Denger cerita temen saya yang mudik ke Tegal dan baca ini jadi penasaran sama Tegal Mas. Lengkap banget cerita lebaran di sana. Terutama makanannya. Paling penasaran sama rasa terubuknya. :-9
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalau terubuk itu di Betawi Mas. Jadi sebelum mudik saya biasa makan terubuk. Kalau di Tegal malah gak ada. Wkwkwk..
Mas Dani asli mana sih?
SukaSuka
Oalah. Saya salah baca ya? Ahahahahaha. Jadi bisa dong saya cobain terubuknya kapan-kapan ya Mas. Itu saya pikir setelah njenengan dari Bekasi, trus ke Tegal menikmati Terubuk. Saya asli Surabaya.
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah Arek Suroboyo.. Rujak Cingur ta? Tahu Tek dkk.. Ini mudik ke Sby apa di Jkt Mas?
SukaSuka
Rujak cingur, lontong balap, tahu tek, nasi goreng merah. Wkwkwkwk.. Ini sudah di Surabaya dari hari Sabtu Mas 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Kapan-kapan kopdar di Jkt?
SukaSuka
Hayuuuk Mas. Hasyeeeeek! 😊 😊
SukaSuka
Mantap.. Ojo kesuwen neng kampung! Eh blog sekarang manteng yang di mana?
SukaSuka
Selamat Idul Fitri 1437 Hijriah
Mohon maaf lahir batin Bang Wisnu
SukaDisukai oleh 1 orang
Maaf lahir batin ya Win.. Thx a lot!!!
SukaSuka