Menginspirasi Karawang

Menginspirasi Karawang

Petualangan saya dalam Kelas Inspirasi yang ketiga adalah di SDN Tegal Lega 1, Kec. Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Menuju ke sekolah tersebut adalah pengalaman paling menyeramkan yang pernah saya alami selama hidup saya.

Begini ceritanya…

Saya berangkat membawa mobil dan mengajak rekan-rekan lain yang pernah bersama di Kelas Inspirasi Tangerang sebelumnya. Juga ada rekan yang baru kali ini satu rombongan belajar di Karawang. Kami berlima berangkat dari rumah saya di Pamulang. Rencana saya adalah saya akan menurunkan satu demi satu rekan relawan di SD mereka masing-masing. Dari kami berlima, ada tiga SD yang dituju:

  • 1 relawan di SD Kutapohaci 1
  • 2 relawan di SD Mulyasejati 1
  • dan kami berdua di SD Tegal Lega 1

Perjalanan ke SD Kutapohaci 1 dan Mulyasejati 1 sangat aman dan nyaman, berasa di tengah-tengah peradaban. Kami sampai di SD Kutapohaci sekitar pukul 5 sore lebih dan tidak jauh dari situ kami menjumpai SD Mulyasejati 1.

SDN Kutapohaci 1

Kalian bisa melihat, SD ini berada di tengah kompleks perumahan, yang ramai dan tidak menyeramkan. Sekarang kita lihat SD Mulyasejati 1.

SDN Mulyasejati 1

Perjalanan menuju SDN Mulyasejati 1 juga ramai, jalan luas, bahkan di depan SD ada warung mie ayam bakso yang buka sampai malam.

Setelah tiga teman relawan berhasil saya turunkan di SD masing-masing dengan selamat, kini giliran saya dan Kak Fitri menuju SDN Tegal Lega 1. Dari Google Maps jarak dari SD Mulyasejati 1 ke SD Tegal Lega 1 hanya sekitar 4 kilo meter dan estimasi hanya 12 menit. Sangat dekat! Menggunakan Waze hampir satu jam, karena melalui jalan lain, yaitu jembatan gantung Cilele yang kalau dilewati mobil cukup menyeramkan:Akhirnya setelah bertanya ke penduduk setempat kami memutuskan menggunakan usulan Google Maps yang rutenya hanya sekitar 4 kilometer itu.

Waktu sudah menjelang malam. Sekitar pukul 7 malam saat itu. Gang yang menuju rute itu sangat kecil, hanya bisa dilewati tepat satu mobil saja. Kami beberapa kali bolak-balik mencari jalan lain karena sangsi apakah gang itu benar. Setelah bertanya kepada tiga orang berbeda dan semua mengatakan jalan menuju SD Tegal Lega 1 hanya itu, akhirnya kami memutuskan masuk ke jalan yang paling menyeramkan kami pernah lewati itu.

Awalnya masih ada rumah penduduk. Ada warung juga yang berjualan makanan dan minuman. Kami masih tenang. Hingga akhirnya kami sampai pada kegelapan total. Jalan itu melewati hutan yang gelap gulita. Hanya bisa dilewati satu mobil, jalan cor-coran beton yang kadang retak di sana sini. Tidak ada lampu penerangan sama sekali yang disediakan pemerintah. Mau lihat video yang direkam oleh Kak Fitri selagi saya di belakang stir? Klik reelnya di sini.

Kalau siang hari sih tidak begitu seram. Tapi di malam hari yang gelap gulita? Serem abisss! Kami berdua berzikir tiada henti memikirkan kemungkinan jika ada makhluk halus, manusia jahat, atau kendaraan mogok. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kami berserah diri karena semua hanya bisa terjadi atas izin-Nya semata.

Tampilan di Google Maps

Bisa dilihat kan kiri kanan hutan lebat sejauh mata memandang. Tidak ada lampu PJU sama sekali. Saya heran mengapa pemerintah daerah tidak menganggarkan lampu jalan dengan solar panel atau dengan tiang listrik. Padahal jalanan ini bisa dilalui masyarakat bila malam mau ke rumah sakit, misalnya. Jika tidak mengikuti kegiatan Kelas Inspirasi ini, saya tidak akan pernah tahu kalau di Karawang masih ada hutan lebat seperti ini.

Begitu kami berhasil menembus hutan, sawah, dan ladang yang gelap, akhirnya kami melihat lampu dari kejauhan. Hati kami mulai tenang. Begitu beberapa rumah penduduk terlihat kami mengucapkan syukur bisa melewati rute paling menyeramkan yang pernah kami lewati ini.

Dari pengalaman ini, kami melihat bahwa Panitia Lokal perlu menyeleksi Relawan Fasilitator dengan baik. Mengapa? Fasilitator harus melakukan survei ke sekolah dan membantu menggambarkan kondisi perjalanan ke tempat menginap. Bisa dibayangkan kalau ada relawan perempuan naik motor melalui hutan sendirian. Sangat mengerikan dan berisiko keamanan. Panitia Lokal harus memikirkan skenario seandainya Fasilitator tidak dapat datang karena satu dan lain hal, bagaimana keselamatan para relawan? Apalagi daerah yang sinyal telekomunikasi sering putus atau hilang. Jangan sampai cita-cita mulia bersama ini tercoreng oleh kejadian yang semestinya tidak terjadi.

Alhamdulillah, Ketua Rombongan Belajar SDN Tegal Lega, Kak Agus, sudah melakukan survey sebelumnya dan berhasil meminta izin ke rumah RW setempat untuk menginap semalam di sana. Kebetulan istri Pak RW juga berjualan makanan sehingga kami bisa makan malam, sarapan, dan makan siang setelah menginspirasi anak-anak SD di sana. Inilah suasana malam kami menyiapkan pita dan nama anak untuk dipasang di kepala anak-anak nantinya. Saya membawa beberapa peralatan masak, indomie dan steamboat untuk dimakan bersama. Sebenarnya saya juga membawa dua tenda untuk mengantisipasi harus tidur di sekolah. Silakan lihat videonya di reel ini.

Paginya, setelah mandi dan sarapan, kami menuju sekolah yang lokasinya di depan penginapan kami. Banner dipasang, sound disiapkan, guru senior kami jemput ke rumahnya. Silakan lihat video reelnya di sini.

Melihat kegembiraan dan antusiasme anak-anak, lelah kami lenyap sudah. Inilah candu yang kami rasakan mengapa kami selalu rindu untuk menginspirasi generasi muda ini. Kebahagiaan meluap dalam sanubari kami melihat kepolosan mereka dan kesukacitaan mereka bermain dan bergembira bersama. Lihatlah mereka menari bersama kami dalam video ini.

Foto bersama

Saya sendiri membuka kelas dengan permainan tebak-tebakan, apa profesi saya. Adik-adik rombel diminta menebak dengan permainan hang man di mana mereka menyebutkan satu demi satu huruf untuk bisa menebak profesi saya.

Begitu mereka mendengar PROGRAMMER, mereka saya tanya apa sudah tahu atau belum profesi tersebut. Banyak yang tidak tahu, dan saya bacakan sebuah puisi yang saya tulis agar mereka bisa menebak apa profesi programmer itu.

Tik tik tik…​
Waktu terus berpacu dan berdetik​
Laptop kubuka​
Pikiranku menerawang pada masalah yang ingin kupecahkan​

Tuk tuk tuk​
Bunyi keyboard kuketuk-ketuk​
Akankah programku berjalan dengan baik​
Ataukah kutu-kutu kesalahan keluar menggerogoti solusiku?​Akankah masalah ini selesai dengan sempurna?​
Ataukah harus kuulang segalanya dari awal?​

Oh Tuhanku..​

Berikanlah petunjuk, kesabaran, dan kecerlangan pikiran agar aku dapat mempersembahkan karya terindah yang bisa menghadirkan senyum bagi pengguna programku..​

Jadikanlah kerja kerasku sebagai ladang ibadah yang bisa kau perhitungkan di hari akhir kelak..​​

When there is a will, there is a way​
Man jadda wajada..​
Siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya​


Jika mereka masih belum bisa menebak, maka saya akan bertanya, “Siapa yang pernah lihat Tiktok? Youtube?”

Nah programmer itu yang membuat Tiktok dan Youtube. Juga semua aplikasi di HP kita. Baru mereka paham dan berkata ooooooooooo….

Penyajian inspirasi yang saya paparkan menggunakan teknik BOMBERB.

  • Bang​
  • Opening / Outline​
  • Message​
  • Bridge​
  • Example​
  • Recap​
  • Bang​

Silakan ikuti video berikut untuk penjelasannya:

Variasi yang sering saya berikan adalah dengan bermain tepuk tangan yang bisa menarik untuk anak-anak. Permainan Programmer and Computer juga sering saya mainkan. Jadi dua anak diminta berpartisipasi, satu sebagai programmer dan satunya sebagai komputer. Sang programmer punya tujuan untuk memberikan instruksi kepada komputer. Kode programnya adalah KI KA MA MUN (Kiri Kanan Maju Mundur). Jadi saya akan meminta sang programmer agar memerintahkan komputer misalnya untuk menyentuh sapu di ujung kelas. Sang programmer hanya boleh memberi perintah KI, KA, MA, atau MUN. Perintah MAJU tidak boleh karena tidak dikenal. KANAN juga salah. Harus KI – KA – MA – atau MUN. Permainan ini akan mengundang tawa ketika programmer salah memberikan instruksi sehingga komputer menabrak kursi atau meja.

Inilah video ketika saya berada di depan kelas.

Acara berakhir ketika setiap anak diminta menuliskan Nama, Kelas, dan Cita-citanya pada stiker Tom and Jerry untuk ditempelkan di pohon cita-cita.

Pohon Cita-cita

Dengan acara ini diharapkan anak-anak termotivasi untuk memiliki cita-cita yang tinggi, role model dari profesi yang beragam, semangat mengejar cita-cita, rajin belajar, berakhlak baik, patuh pada guru dan orang tua, dan pantang menyerah.

Untuk yang tertarik bergabung dengan Kelas Inspirasi, silakan ikuti Instagram Kelas Inspirasi masing-masing kota. Cari saja yang depannya KI atau Kelas Inspirasi. Nanti muncul nama kota di belakangnya. Ikuti IG-nya dan pantau kapan ada pembukaan relawan di kota itu.

Berikut ini adalah relawan yang bersama mengajar di Kelas Inspirasi Tegallega 1, meski Kak Aisah, Kak Imam, Kak Purnomo, dan Kak Nurlina berhalangan hadir karena satu dan lain hal. Terima kasih kepada Kak Fanani yang meski tidak dapat hadir namun membuatkan desain poster, banner selamat datang, dan pohon cita-cita.

Foto Bersama dengan Kepala Sekolah dan Guru Senior

Sampai jumpa di Kelas Inspirasi berikutnya, ya!

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

I’m Wisnu Widiarta

Welcome to My Untold Contemplation blog, my cozy corner of the internet dedicated to all of my activities in social activities, outdoor sightseeing, watching movies, playing board game, and photography. If you share my interests, please connect or share your thoughts in my posting.

Let’s connect