Berikut ini adalah foto-foto final Lomba Baca Puisi Dari Negeri Poci 4 dan Peluncuran Antologi Puisi Negeri Abal-abal di Pendopo Kota Tegal 10 Maret 2013 lalu. Dalam bentuk slideshow:
Arsip Tag:puisi
Foto-foto Babak Penyisihan Lomba Baca Puisi Dari Negeri Poci 4
Berikut ini adalah foto-foto lomba baca puisi Dari Negeri Poci 4 di Mal Sri Ratu Pasifik di Kota Tegal. Dalam bentuk slideshow:
Para Pemenang Lomba Baca Puisi Dari Negeri Poci 4
Videonya: Videonya: Videonya: Videonya:
Dari Negeri Poci 4
Berikut ini adalah trailer dari lomba baca puisi Dari Negeri Poci 4 tahun 2013 dan peluncuran antologi puisi Negeri Abal-abal.
Finalis Lomba Baca Puisi Dari Negeri Poci 4
Hasil keputusan dewan juri, nomor urut berikut dipastikan masuk final pada hari Minggu pagi jam 9 di Pendopo Kodya Tegal: 5 10 13 15 20 21 23 25 27 34 35 36 41 43 45 47 48 49 53 58 65 66 Selamat bagi Anda yang masuk final, yang belum berhasil, coba lagi tingkatkan kemampuanLanjutkan membaca “Finalis Lomba Baca Puisi Dari Negeri Poci 4”
Sebingkai Tanya Seorang Anak Kepada Ayah dan Ibunya
Seorang anak duduk diam di depan pintu rumahnya Memandang sayu ke jalan yang ramai kendaraan lalu lalang Bertanya ia mengapa lengan kokoh ayahnya tak lagi memeluk dirinya Bertanya ia mengapa cium dan manja ibunya tak lagi ada Bertanya ia mengapa cinta mereka berubah menjadi petaka Bertanya ia mengapa ayahnya bersama ibu yang tak melahirkannya BertanyaLanjutkan membaca “Sebingkai Tanya Seorang Anak Kepada Ayah dan Ibunya”
Aku Rindu Padamu
Aku rindu padamu Dengan pelangi yang selalu menghiasi wajahmu di kala mendungku Dengan setiamu yang sekokoh batu karang di kala terpurukku Dengan ribuan doamu yang terpanjat di kala gelisahku Dengan kesabaranmu yang melunakkan triwikramaku Dengan lembut bisikanmu di atas dadaku Dengan jutaan kupu-kupu cantik yang kau lesakkan dalam hatiku Dengan hari-hari indah penuh canda bersamaLanjutkan membaca “Aku Rindu Padamu”
Cinta Phytagoras
Dua belas tahun yang laluKupunya kekasih cantik, namanya B – sebut saja begituKulitnya putih, matanya jeli, parasnya ayu Kami berdua bagaikan faktor bilangan primaHanya aku yang satu dan dirinya menjalin cintaTak terbagi oleh yang lain, penuh tawa dan canda Luasnya lingkaran kasih kami menyentuh pelangiBerbanding lurus dengan jejari hati – hari demi hariBergandengan tangan menyusuriLanjutkan membaca “Cinta Phytagoras”