Prompt #130 dan #131: Perempuan Horor

“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah meninggal dunia Pak Ramdani tadi malam.” Suara marbot mesjid mengagetkan Budi yang sedang duduk di depan teras sambil menikmati pisang goreng buatan istrinya. “Bu, Pak Ramdani meninggal dunia.” “Wah.. mendadak sekali ya. Kemarin saya lihat ada perempuan berbaju merah datang ke rumahnya. Beliau tampak sehat-sehat saja lho, Pak.”Lanjutkan membaca “Prompt #130 dan #131: Perempuan Horor”

Prompt 128: Hubungi Romlah

“Bu, saya mau minta tolong.” kata Amran perlahan. “Apa masalahmu?” tanya seorang wanita di depannya sambil mengunyah sirih. “Saya jatuh cinta dengan teman sekantor saya. Tapi saya takut ditolak, Bu. Ibu bisa bantu saya?” “Mudah itu. Kamu bawa fotonya?” “Saya bawa. Ada di hp saya.” Amran menyerahkan iPhonenya kepada dukun pelet itu. Tak berapa lamaLanjutkan membaca “Prompt 128: Hubungi Romlah”

FFKamis – Jodoh yang Tak Kunjung Tiba

“Bu, carikan aku jodoh. Aku ingin menikah”. Tiba-tiba saja Sundari berkata kepada ibunya. “Kamu sukanya tipe yang  kayak gimana sih?” “Gak aneh-aneh kok Bu. Ganteng, dada bidang, mapan, dan baik hati”. “Hemm.. siapa ya? Anak Bu Condro bulan depan tunangan. Anak Bu Rinto masih mau sekolah S2. Ibu bingung juga nih.” “Pokoknya Ibu harus carikan.Lanjutkan membaca “FFKamis – Jodoh yang Tak Kunjung Tiba”

FfKamis – Malam Seribu Candi

“Gimana kerjaanmu? Udah kelar?” tanya Bondowoso kepada salah satu anak buahnya.“Beres Bos. Dikit lagi..” “Yang lain bagaimana? Masih bisa tepat waktu, kan?” “Tenang saja Bos. Asal belum terang, ini mah kerjaan gampang!” jawab si Botak. Malam semakin pekat. Ribuan anak buah Bondowoso bekerja keras membangun bangunan secepat kilat. “Bagaimana dengan permintaanku, Mas?” tanya Jonggrang padaLanjutkan membaca “FfKamis – Malam Seribu Candi”

#FfKamis – Firasat di Siang Bolong

Setiap kali kau tunjukkan wajah cemberut khasmu, aku punya firasat bila kau akan memutuskanku lagi. Kenyang sudah diriku yang terus kau permainkan dengan cintamu yang putus sambung ini. Dulu hanya gara-gara aku terlambat mengapelimu, kau nyatakan perang saat itu juga. Lama-lama kurasakan pacarku ini lebih kejam daripada Presiden Korea Utara. Beberapa waktu yang lalu, hanyaLanjutkan membaca “#FfKamis – Firasat di Siang Bolong”

#FFKamis – Arisan Tanpa Undian

“Sayang, sore ini kita jadi ketemuan, kan?” rayu Anwar lewat iPhonenya. “Sepertinya bisa. Sekitar jam empat ya” bisik Tini perlahan. “Mau ketemuan di mana? Tempat biasa?” “Jangan di Hotel Perwira. Bagaimana kalau di Hotel Rita dekat Mal Pajajaran?” “Ok, sampai ketemu nanti ya. Love you!” “Love you too” jawab Tini sambil mematikan Samsungnya lalu menghubungiLanjutkan membaca “#FFKamis – Arisan Tanpa Undian”

#FFKamis – Cintaku Pupus di Waru Doyong

“Dek, sudah tak tahan Mas untuk meminang dirimu” kata Tanto dengan mupeng. “Sabar ya Mas. Inilah mengapa aku mengajakmu pulang kampung sekarang. Sudah saatnya keluargaku mengenalmu, Mas sayang..” timpal Rianti dengan penuh kelembutan. “Tapi.. apa ayahmu mau menerimaku yang supir bus ini sebagai menantunya? Apalagi Mas sudah punya istri.” “Jangan kuatir Mas. Cinta kita akanLanjutkan membaca “#FFKamis – Cintaku Pupus di Waru Doyong”

#FFKamis – Tragedi Kolak Biji Salak

Setiap tahunnya, selama bulan Ramadan, hanya takjil kolak biji salak buatan tetanggaku yang kunanti. Ketika azan berkumandang, beduk ditabuh bertalu-talu, dan doa berbuka puasa dipanjatkan, kolak buatan Rina yang cantik itu sudah siap untuk kusantap. Sore itu, Ramadan hari ke-18, rumahnya sudah banyak orang. Luar biasa pikirku. Banyak sekali ternyata yang menyukai kolak biji salakLanjutkan membaca “#FFKamis – Tragedi Kolak Biji Salak”