“Dek, sudah tak tahan Mas untuk meminang dirimu” kata Tanto dengan mupeng.
“Sabar ya Mas. Inilah mengapa aku mengajakmu pulang kampung sekarang. Sudah saatnya keluargaku mengenalmu, Mas sayang..” timpal Rianti dengan penuh kelembutan.
“Tapi.. apa ayahmu mau menerimaku yang supir bus ini sebagai menantunya? Apalagi Mas sudah punya istri.”
“Jangan kuatir Mas. Cinta kita akan menaklukan kekerasan ayahku. Percayalah padaku.”
“Dek, kok kita berhenti di sini?” tanya Tanto keheranan.
“Ini kampungku, Mas. Biarpun rumah di sini sempit-sempit tapi kami saling berdekatan satu sama lain.”
Keesokan harinya warga kampung menemukan Tanto tergeletak pingsan di sebuah tempat pemakaman umum Desa Waru Doyong.