Film ini berkisah
tentang dua orang koboi yang bertemu pertama kali di Signal, Wyoming, Amerika. Mereka bertugas untuk menggembala domba dan mengawasinya agar tidak dimakan binatang buas. Adalah Ennis Del Maar (Ledger) dan Jack Twist (Gylenhaal), dua koboi yang akhirnya saling jatuh cinta di Brokeback Mountain.
Ang Lee, sang sutradara yang menggondol Oscar 2006 karena
film ini, mengarahkan dengan sangat baik emosi kedua aktor. Belum lagi
sinematografi yang patut diacungi jempol. Panorama yang sangat indah
melatarbelakangi kawanan domba yang merumput di tengah gemericik air. Tenda yang ditiup angin, salju yang turun, kaleng kacang merah yang dipanaskan di atas api unggun tampak begitu alami menggambarkan kerasnya kehidupan koboi. Musik (original score) yang digubah oleh Gustava Santaolalla menggambarkan dengan baik musik jenis country yang menyentuh tiap adegan dalam film ini. Gustava mendapat ganjaran Oscar karenanya.
Brokeback Mountain yang diangkat dari cerita pendek Annie
Proulx (yang meraih pulitzer) dan diadaptasi dengan baik oleh Larry McMurtry dan Diana Osana (mereka juga mendapatkan Oscar) ini tidak semata-mata berpihak pada kaum homoseksual, namun tampak bersikap netral, mencoba menyodorkan fakta yang ada, bagaimana mereka terpaksa hidup dalam kemunafikan di tengah keluarga masing-masing karena mereka sendiri tidak ingin orang lain mengetahui preferensi kehidupan seksual mereka. Ennis memiliki dua orang putri dan Jack memiliki seorang putra. Setiap tahun mereka meluangkan waktu untuk bertemu di Brokeback Mountain untuk melepaskan hasrat mereka, dengan dalih memancing bersama.
Akting Ledger dan Gylenhall begitu mempesona, dan nyaris
menggondol oscar. Sayang, direbut oleh Phillip Seymour Hoffman dalam film
Capote. Film ini juga sangat diunggulkan meraih oscar, namun secara tak terduga dikalahkan oleh Crash. Film ini meraih beberapa penghargaan, di antaranya memenangkan film terbaik pada Festival Film Internasional di Venesia.
Saya sebagai penikmat film, sangat menikmati film yang menyentuh ini (meskipun saya tidak bisa menerima kaum homoseksual pada umumnya).
Dalam pikiran saya, kalau seorang lelaki tidak bisa mencintai atau menikahi
wanita, ya tidak usah menikah saja – jangan menjalin hubungan sesama jenis.
Sudah jelas banyak kerusakan di muka bumi yang terjadi akibat hubungan semacam ini. Dari segi “hardware” anatomi manusia saja sudah tidak “compatible”. Buat mereka yang melakukannya, mereka tidak menyadari kalau mereka telah melampaui batas. Dengan dalih kebebasan cinta dan liberalisme, mereka dengan bangga melawan kodrat Tuhan. Tanpa bermaksud sok moralis di sini, saya hanya bisa mengatakan bahwa film ini layak ditonton, sebagai bahan perenungan kita akan realita dalam kehidupan ini, dengan membuang yang buruk dan mengambil yang baik, demi kekayaan batin kita.
Gambar diambil dari
http://www.twitchfilm.net/pics/brokeback_mountain.jpg