Setelah mengalami hari yang penuh petualangan dan silaturahim, paginya kami check out dari hotel untuk mengeksplorasi Solo sebelum mengunjungi Yogyakarta.
Kuliner pilihan kami sebelum ke Yogya adalah soto langganan Pak Jokowi, Soto Gading. Judulnya penasaran hehehe. Seistimewa apakah sotonya. Buat saya, rasanya biasa saja, mirip soto Kudus yang biasa saya santap dekat Blok M. Beginilah penampakannya.
Setelah makan soto, kami mengunjungi Keraton Solo sebelum ke Jogja. Untuk ke sana harus mengenakan sepatu. Jika mengenakan sandal harus dilepas. Jadi kami nyeker masuk ke sana hahaha..
Banyak pohon rindang di pelataran keraton, sehingga lumayan memberikan kesan adem. Mungkin di sinilah para raja berkejaran dengan para selirnya di kala senggang. Sungguh romantis membayangkannya. Seandainya saya yang jadi raja, maka… tiba-tiba lamunan saya sirna berada di dekat istri. Memang ini kejadian magis hahaha..
Di dalam museum di sekitar keraton banyak terdapat pusaka dan senjata yang dipamerkan. Kereta kuda dan gendongan buat permaisuri juga ada. Di beberapa tempat aura mistis dan bau debu terasa mendominasi atmosfir ruangan. Bisa dibayangkan jika berada di sini antara jam 12 malam hingga pukul 4 pagi, berpakaian serba hitam, tanpa alas kaki, berjalan sendiri ambil menyentuh berbagai ornamen benda yang dipamerkan. Musik Conjuring dinyalakan dari smartphone sambil membakar dupa. Berapa kira-kira peluang kita akan menjumpai sesuatu yang gaib? Hiiiy….
Sambil mendengarkan video klip Yogyakarta dari KLA Project, saya mengarahkan Waze ke hotel kami akan menginap di daerah Kaliurang. Sampai di hotel sekitar waktu maghrib. Setelah check in, kami beristirahat sejenak setelah mandi dan sholat. Saya buka Foursquare untuk mencari tempat makanan di sekitar hotel yang peringkatnya cukup tinggi. Ada beberapa alternatif makanan, dan akhirnya kami memilih Crabbys, secara kami berempat suka dengan seafood.
Terus terang harganya lumayan terjangkau, misal jika dibandingkan Holy Crab di Jakarta yang harganya selangit. Tapi cara masaknya mirip, ala Louisiana atau Cajun. Cuma kami lebih suka bumbu tradisional, macam saos padang atau asam manis. Yang paling suka adalah kepiting asap yang makannya dibungkus daun. Well, ini masalah selera sih. Untuk balik lagi kayaknya enggak, bukan karena kapok, tetapi ya itu, lebih suka asap atau tradisional. Bumbunya lebih nendang di lidah kami.
Setelah makan, sebelum ke hotel kami mencoba mampir ke Malioboro pas malam minggu, dan rupanya keputusan yang cukup keliru, karena macet luar biasa. Kami cuma berharap bisa segera pergi dari jalan itu, tanpa sempat berhenti, karena Malioboro jadi lautan manusia. It is a big big no deh bawa mobil sama keluarga pas malam minggu.
Keesokan harinya kami check out dan segera menuju Borobudur. Di tengah perjalanan kami mampir di sebuah warung kecil, dengan nama Soto Pojok, yang ternyata luar biasa enak dan murah di daerah Muntilan. 10 skala 10! Puas dan nikmat! Brongkos dan Sotonya amazing. Tempe mendoannya uenak banget!!
Tidak jauh dari sini kami sampai di Borobodur. Akan banyak sekali penjual cindera mata dan kaos yang menawarkan barang dagangan begitu kita turun mobil. Saran saya, jangan beli kaos di awal. Beli kaos ketika pulang, karena lebih murah! Gunakan topi dan kacamata bila hari terik.
Berikut ini sedikit movie di Borobudur:
Ini kali kedua saya menginjakkan kaki ke Candi Borobudur. Sebelumnya duluuuu banget pas waktu SD. Sengaja ke sini ingin melihat perubahan yang ada, misalnya adanya museum di sekitar candi. Mengajak anak-anak ke sini agar mereka mengetahui kekayaan budaya nasional, tidak hanya dari buku IPS. Ke Singapura dan Malaysia sudah, masa ke Borobudur yang notabene warisan nenek moyang negeri sendiri kok belum.
Dari Borobudur kami mampir kembali ke Simpang Lima Semarang untuk bertemu dengan teman SD saya dulu, Eko. Sungguh senang perjalanan yang singkat ini bisa bersilaturahim dengan banyak teman dan saudara. Sebelum kembali ke Jakarta, kami singgah ke Tegal terlebih dahulu.
Perjalanan singkat ini membawa banyak kesan yang mendalam buat anggota keluarga. Saya ingin menekankan pentingnya silaturahim dan menghargai kekayaan budaya bangsa.
Ada tips dan pengalaman di Jawa? Bagi dong di komen bawah ini..
sudah lama nih gak kesana… jadi pingin kesana
SukaDisukai oleh 1 orang
Saya pengen bisa kembali ke masa silam dan ngobrol native sama orang dulu
SukaSuka
wah kalau gitu gak bisa nulis blog kan.. hehehhe
SukaDisukai oleh 1 orang
Nulisnya pas balik lagi ke jaman ini wkwkwkwk
SukaSuka
ah jadi pengen balik ke solo
SukaDisukai oleh 1 orang
Samaaaa aku jugaaaaaaa
SukaSuka