Film arahan sutradara kelahiran Malaysia ini rupanya hampir sama dengan filmnya yang lain yang terkenal, Saw dan sekuelnya. Aku nonton ini karena Kevin Bacon main film ini. Nggak nyangka dia mau film kelas ginian. Nggak laku apa gimana nih gak tahu juga. Main embat film kacangan.
Death Sentence (DS) mengumbar aksi laga dengan banyak plot holes atau ketidakmasukakalan yang luar biasa. Namanya juga film? Nggak juga. Kalau terlampau ngawur, bikin senewen doang.
Spoiler Warning: (jangan teruskan baca kalau mau nonton filmnya)
Hal yang aku gemes karena ngawur:
1. Begitu ditembaki kawanan gank, bukannya mengungsikan anak dan istri ke luar kota, malah ngantor!
2. Meninggalkan dompet dan identitas pribadi untuk diambil penjahat dan mempercepat proses searching keluarganya sendiri
3. Waktu menerobos parkir, udah jelas parkirnya pake sistem komputerisasi. Pasti dapat dilacak, mobil mana yang nggak ada padahal belum keluar dari sistem. Polisi kayaknya bego banget
4. Udah jelas jadi inceran gank mafia, yang nungguin rumah cuma polisi makan donat dan nggak ada inisiatif pindah ke hotel atau luar kota
5. Ahli analisis resiko mendadak jadi jago tembak, dalam keadaan penuh luka bekas kabur dari rumah sakit karena ditembak penjahat
Adegan aksinya sih lumayan menghibur dengan darah dan tubuh ancur ketembak kaliber gede. Tapi ya itu.. sutradara ini miskin otak, kaya akan darah dan penyiksaan.
Kesimpulan akhir: mengecewakan.