Setelah berhari-hari ingin nonton film ini, akhirnya Jumat malam kemarin berhasil juga di Summarecon. Tiket 15 rebu perak udah di tangan untuk pertunjukan terakhir. Aku mengajak seorang teman yang tidak suka menonton film horor karena selalu ketakutan. Saatnya untuk memberikan dia terapi. Kami janjian ketemuan di German Center dan tidak memberitahu dia film apa yang akan ditonton. Aku bilang scorenya bagus nih. Layak ditonton. Karena dia percaya sepenuhnya aku gak mungkin ngajak nonton film jelek, akhirnya dia OK. Pas mau masuk dia baru lihat posternya, dan bertanya, “Mas, film horror ya?”. Aku bilang, “Ya, biar kamu gak takut nonton horor.. Kan nontonnya juga rame-rame.”
Sepanjang film, aku berteriak-teriak seiring banyak adegan dengan gambar dan suara mengagetkan. Seperti biasa, twist di akhir film bisa aku tebak dengan sangat mudah. Menambah keheranan temanku, kok bisa nebak. Hehehe.. banyaknya film yang sudah kutonton menyebabkan kebanyakan pola film Hollywood bisa ditebak.
Ceritanya, seorang wanita pekerja bank di bagian penyaluran kredit, menolak perpanjangan tenggat waktu dari nenek tua, karena sudah dua kali jatuh tempo tidak dilunasi. Berarti ini saatnya bank menyita rumah si nenek. Demi mengincar posisi yang lebih tinggi di tempatnya, wanita itu keukeuh tidak mau membantu. Wrong decision. Ternyata si nenek keturunan gypsi yang punya ilmu hitam. Dia mengutuk hidup si wanita banker dengan kutukan Iblis Lamia. Dalam tiga hari jiwanya akan disita ke neraka….
Sebagai film horor, film ini punya kelebihan di intensitas gambar dan suara yang mengejutkan. Spesial FXnya tidak mengecewakan. Filmnya mengingatkan horor klasik, yang lagi jarang akhir-akhir ini. Sutradara Indonesia mestinya belajar dari Sam Raimi (Spiderman) yang kreatif membuat film. Horor Indonesia terjebak pada cerita klise dan dangkal, efek buruk, dan latahisme. Versi Pocong banyak sekali. Nggak ada yang menarik.
Buat Anda penikmat film horor, suka adrenalin dikocok-kocok, film ini jangan dilewatkan. Jangan tonton di dvd atau bioskop dengan sound system buruk.