Aku tergerak menulis postingan ini setelah membaca postingan kawan lama di Multiply, Rifky si Jampang. Dia tergerak untuk menulis postingannya untuk mengikuti kontes “Blogger Return Contest”. Postingan ini sendiri tidak aku maksudkan untuk ikut kontes tersebut. Ada beberapa alasan mengapa aku tidak berminat mengikuti kontesnya (tak perlulah aku tulis di sini 🙂 ), namun aku tertarik untuk menulis issue yang diangkat dalam kontes tersebut yang mengklaim bahwa semakin populernya microblogging seperti Tumblr dan Twitter atau jejaring sosial seperti Facebook dengan statusnya maka kecenderungan netters untuk menulis dalam blog menjadi menurun. Klaim ini seharusnya dibuktikan dengan penelitian yang serius, melibatkan banyak data yang tepercaya agar meyakinkan.
Agar tidak terjebak dengan hanya klaim, aku melakukan penelitian kecil-kecilan untuk mencari informasi di internet apa memang benar blog mikro akan membunuh blog? Salah satu situs hasil pencarian di Google, membawaku ke sini. Dalam grafik yang ditampilkan pada suatu kurun waktu tertentu di tahun 2009, pengunjung unik WordPress melonjak tajam ketika jumlah pengunjuk unik Twitter membentuk suatu garis datar. Artinya, kebutuhan orang untuk mencari informasi lengkap dan lebih tepercaya melalui situs blog, masih tetap tinggi. Jika sebuah blog memang menarik dan memiliki konten yang bermutu, maka ia akan punya penggemarnya sendiri. Orang juga cenderung untuk melakukan penelitian yang bersumber dari blog, bukan dari blog mikro. Mengapa? Karena blog menawarkan informasi yang lebih lengkap dan banyak referensi yang mendukung argumentasi dari artikelnya. Dengan blog, informasi yang diperoleh jauh lebih lengkap.
Apakah blogging lebih baik daripada mikroblogging? Tidak juga! Mereka sebenarnya saling bersimbiosis. Keduanya punya kekuatan yang berbeda dan saling dapat menunjang. Mari kita lihat karakteristik keduanya.
Blog biasa:
- Pada umumnya tidak ada batasan dalam jumlah karakter yang ditulis
- Membutuhkan waktu khusus untuk sengaja menulisnya dan untuk membacanya
- Lebih lengkap dalam mengekspresikan gagasan atau lebih lengkap dalam memberikan informasi atau pengetahuan untuk dibagikan kepada masyarakat dunia. Biasanya ditulis dengan lebih cermat dan membutuhkan pemikiran yang cukup dalam sebelum menuliskannya
Mikroblog:
- Pada umumnya terbatas dalam jumlah karakter yang ditulis
- Tidak membutuhkan waktu lama untuk sengaja menulisnya dan untuk membacanya
- Informasi yang diberikan lebih bersifat responsif dan merupakan lintasan dalam benak penulisnya pada saat informasinya ditulis
Dari karakteristiknya, keduanya tidak saling menggantikan. Siapa sih yang suka microblogging?
- Orang yang memang tidak suka atau merasa tidak bisa menuangkan gagasannya atau berbagi ilmu via tulisan panjang,
- tidak punya banyak waktu untuk duduk meluangkan waktu menuliskan sesuatu
- Putus asa merasa telah menulis panjang lebar namun tidak ada yang membaca tulisannya. Ingat film Julie and Julia?
Untuk yang pertama, sebenarnya bisa karena memang tidak berbakat, atau memang tidak punya minat untuk belajar melakukannya (baca: malas belajar). Mungkin memang budaya menulis kurang dikembangkan di sekolah dasar. Untuk yang kedua, tanpa kedisiplinan memang sulit untuk sengaja menulis artikel panjang. Dengan kesibukan yang luar biasa orang cenderung tergoda untuk aktif di blog mikro dan tidak mengasah kemampuan untuk menulis panjang. Untuk yang ketiga sebenarnya Multiply adalah salah satu jejaring sosial yang menarik, karena setiap kita posting ada Message Board yang menuliskan semua postingan yang baru ditulis di antara sesama bloggers atau yang aktif diberikan komentar. Aku sendiri sempat menggunakan Multiply selama sekitar 4 tahun. Namun karena adanya bugs, tampilan yang kurang menarik, dan sempat dihentikannya akunku sementara karena dituduh menyebarkan konten yang mengandung hak cipta (padahal aku sendiri yang membuatnya), dan menyebabkan terhapusnya semua kontak, akhirnya aku berpindah ke WordPress. Untuk tetap menarik teman membaca postinganku di sini, aku mengatur agar setiap kali posting di sini bisa otomatis muncul di Facebook, Twitter, dan Yahoo!. Memang jumlah komentar yang muncul tidak sebanyak yang aku dapatkan di Multiply, tapi aku tidak mau dibatasi keinginan menulisku karena jumlah komentar. Motivasiku menulis di blog adalah berbagi. Mottoku adalah sharing is knowing how to love, and loving is knowing how to share. Dalam agama Islam, perintah pertama kepada Nabi Muhammad adalah iqra, artinya bacalah! Kita membaca karena ada sesuatu untuk dibaca (baik yang tersirat maupun yang tersurat). Tulisan mengabadikan apa yang ingin kita baca dan membuat kita bisa berbagi apa yang bisa dibaca itu kepada sesama. Tulisan yang panjang tentu saja berpotensi memberikan lebih banyak informasi daripada tulisan singkat, bukan?
Sekarang mari kita lihat karakteristik blog mikro. Blog mikro cocok untuk:
- ngobrol ngalor ngidul
- sekedar saling menyapa antara netters
- berbagi tips
- berbagi cerita yang sedang trend
- curhat cepat
- humor singkat
- sastra singkat seperti pantun
- jualan
- sebagai tautan ke Blog!
Bagaimana dengan blog sendiri? Apa saja yang cocok?
- Tulisan karya sastra panjang, seperti cerpen, cerber, puisi panjang
- Artikel argumentatif atau persuasif
- Berita yang lengkap
- Tutorial lengkap tentang hobi (fotografi, pemrograman, masak, dsb)
- Ulasan tentang berbagai hal yang biasanya mengandung tips dan saran
- Jualan
Bagaimana membuat orang lain membaca blog kita? Salah satunya dengan melempar tautannya ke mikroblog! Postinganku di WordPress ini aku link ke Twitter dan Facebook. Sekali posting di WordPress maka otomatis tautan dan sedikit bagian awal dari blog akan muncul di Facebook dan muncul dalam tautan mini di Twitter. Dalam situs ini, disebutkan bahwa 3.5 milyar konten (blog, berita, dan sebagainya) diposting di Facebook setiap minggunya. Terbukti bahwa blog mikro menjadi sarana efektif untuk membagikan informasi yang lebih lengkap!
Jadi sebenarnya blog dan mikroblog tidak saling membunuh, tapi bisa saling membutuhkan, dan punya tujuan yang berbeda. Bahwa semakin sibuk seseorang, biasanya akan lebih produktif dengan blog mikro. Dalam lima hari terakhir aku lembur di kantor sampai pagi tapi aku tetap melakukan blogging untuk menulis ulasan film yang aku tonton pada saat makan siang atau malam hari. Memang postingan microblogging untuk menuliskan apa yang terlintas dalam pikiran atau hati secara cepat frekuensinya lebih banyak. Biasanya memang informasi yang tidak ingin aku rincikan aku lempar ke Facebook. Misal kuliner dengan menampilkan foto yang resolusinya tidak terlalu tinggi (menggunakan kamera Blackberry) dan memberikan ulasan singkat. Berbeda ketika aku meniatkan untuk dituliskan dalam blog. Aku akan membawa kamera SLRku untuk memfoto objek yang akan aku posting. Kualitas gambar bisa lebih bagus, dan biasanya aku berikan sentuhan tone dengan Adobe Lightroom. Film yang hanya ingin aku ulas ratingnya, aku hanya lempar via GetGlue yang terkait langsung dengan Facebook. Untuk film yang benar-benar ingin aku ulas, aku akan tuliskan lebih panjang di WordPress.
Kesimpulan akhir, menurutku blog dan blog mikro berjalan beriringan, saling bersimbiosis, dan memiliki fungsi uniknya sendiri-sendiri yang diperlukan oleh semua manusia yang ingin tetap eksis di dunia maya 🙂 Keduanya juga dijadikan sarana untuk komersial dengan cara yang berbeda.
Selamat menulis, blog panjang ataupun yang mikro!