Saksikan filmnya di sini (Awas, buat Anda yang takut akan darah atau pocong, jangan coba-coba lihat). Setelah nonton, baru baca tulisan berikut.
Dapat link film ini dari Bee via Facebooknya. Filmnya diarahkan oleh Joko Anwar, menceritakan tentang dahsyatnya siksa kubur. Jelas sekali bahwa si mayit dikuburkan secara Islam, karena ia dimakamkan dengan pocong, bukan pakaian resmi. Suara Man Rabbuka, yang berarti Siapa Tuhanmu, juga menunjukkan ini siksa kubur sesuai kepercayaan dalam agama Islam. Sedikit yang mengganggu adalah mengapa jenazah dikuburkan dengan peti. Islam tidak mengajarkan untuk menguburkan dengan peti kecuali kasus terpaksa ketika tanahnya mudah longsor dan sebagainya. Itupun bisa diatasi dengan mencari tanah kuburan lainnya yang lebih keras. Kasus lain ketika tubuh jenazah tidak utuh sehingga terpaksa menggunakan peti, itu ada keringanan. Ini menurut saya adalah factual error yang seharusnya dipikirkan ketika menyusun cerita film ini.
Intinya, berbuat baiklah selama hidup di dunia, jauhi dosa, sebelum waktu kita habis.
Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Usman, dari Hakim Al-Audi, telah menceritakan kepada kami Syuraih ibnu Muslimah, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Yusuf, dari ayahnya, dari Abu Ishaq, dari Amir ibnu Sa’d Al-Bajali, dari Abu Qatadah Al-Anshori : Bahwa sesungguhnya orang mukmin itu apabila mati (dan telah dimakamkan), maka ia didudukkan di dalam kuburnya dan dikatakan kepadanya, “Siapakah Tuhanmu ?” Ia menjawab, “Allah”. Dikatakan lagi kepadanya, “Siapakah nabimu ?”. Ia menjawab, “Muhammad ibnu Abdullah”. Pertanyaan tersebut diajukan kepadanya berkali-kali, kemudian dibukakan baginya sebuah pintu yang menuju ke neraka, lalu dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempatmu di neraka itu seandainya kamu salah dalam jawabanmu”. Kemudian dibukakan baginya sebuah pintu menuju surga, lalu dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempat tinggalmu di surga, karena kamu benar dalam jawabanmu”. Apabila orang kafir mati, maka ia didudukkan di dalam kuburnya, lalu dikatakan kepadanya, “Siapakah Tuhanmu ? Siapakah nabimu ?”. Ia menjawab, “Saya tidak tahu, hanya saya mendengar orang-orang mengatakan sesuatu tentangnya”. Dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu”. Kemudian dibukakan baginya sebuah pintu menuju surga, lalu dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempatmu jika kamu benar dalam jawabanmu”. Kemudian dibukakan baginya sebuah pintu ke neraka, dan dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempatmu sekarang, karena kamu salah dalam jawabanmu”. (Tafsir Ibnu Katsir)
Salaam Nu 🙂 Gue juga jadi ikutan posting ini link di FB gue (Fari ’97). Memang mayat yang ditaruh dalam peti ini adalah factual error dalam film ini. Tapi gue rasa ini untuk mendukung logika bagaimana si anak bisa secara tidak sengaja ikut dikubur dan juga agar memberikan si anak sebuah ruang 3 dimensi dalam wujud balok yang kita kenal saat menyaksikan jenazah ayah -nya disiksa.
SukaSuka
Betul Far. Tapi menurutku untuk menampilkan efek ini bisa dengan cara kreatif lainnya. Misalnya ada yang menggali kubur mau ambil kain kafannya. Terus pas digali pocongnya berasap dan kelihatan bekas terbakar dan penuh siksaan. Terus dia pingsan dan seolah-olah ia melihat semua siksaan yang terjadi. Artinya efek azab kubur bisa diperlihatkan ke pemirsa, tanpa melakukan factual error dan mengubur anak kecil tak berdosa 🙂
SukaSuka
Hehe, bener juga yah 🙂
SukaSuka
ini yang lagi rame di mana mana ya mas, harus nunggu pagi pagi nih buat nonton
SukaSuka
Loh jangan! Nontonnya malem-malem dan matiin lampu.
SukaSuka
Barusan nonton film-nya yg sampeyan link.
Saya sependapat dg Mas Wisnu soal factual error-nya.
Kemudian yg menjadi kebingunganku, kenapa di akhir film wajah anak tersebut berubah menjadi seperti wajah monster E.T.?
SukaSuka
Untuk menggambarkan dahsyatnya siksa kubur Mas… Anak balita aja kalau lihat siksa kubur wajahnya bisa mengerikan kayak orang tua…
SukaSuka
Ooo.. iya, akhirnya saya paham, setelah teringat sang anak melihat ke dalam lorong tanah tersebut dimana ia bisa melihat langsung proses siksa kubur.
SukaSuka
Untuk anak kecil yang wajahnya berubah di akhir cerita, klo menurut saya itu karena waktu di dalam kubur berbeda dengan waktu di dunia. Sepengetahuan saya, waktu di dalam kubur untuk orang yang disiksa akan terasa lebih lama dibandingkan waktu di dunia (7 menit di dunia = 7 tahun di dalam kubur org yg disiksa). Sehingga ketika orang2 sekitar baru menyadari kalau ada anak yang ikut terkubur dan mulai menggali kembali kuburan ayahnya maka anak tersebut sudah menjadi tua karena lamanya waktu di dalam kubur ayahnya tersebut.
SukaSuka
Menarik Mas… Tapi kalau waktunya lama, harusnya dia udah mati dong gak makan selama itu..
SukaSuka
endingnya memang agak membingungkan ya..tapi the shots are great. Dan anak kecil itu easily the best Indonesian little actor.
SukaSuka
Ya anak kecilnya bisa dilatih biar jadi aktor atau sutradara 🙂 thx for commenting..
SukaSuka