Susahnya Mencari Kursus Bahasa Inggris


Sebagai seseorang yang Bahasa Inggrisnya pas-pasan, aku ingin ikutan kursus Bahasa Inggris. Maklum dulu cuma kursus di ILP sebentar, cuma 3 bulan. Masuk kelas Intermediate, sekitar 7 tahun yang lalu.

Mengingat pekerjaan sekarang banyak bertemu dengan vendor asing dan mungkin harus luwes berkorespondensi via email, aku ingin belajar lagi khususnya untuk Business English. Dari speaking, writing, sampe conducting presentation.

Ada beberapa alternatif.

Belajar sendiri bisa, tapi butuh komitmen tinggi. Relatif murah, tinggal googling, cari buku di toko buku, dan siapkan waktu. Kalau ada salah gak ada yang review. Namanya juga belajar sendiri. Tanya sana-sini paling via email atau YM.

Alternatif lainnya, kursus di lembaga yang sudah ada atau private. Akhirnya, aku mulai dari yang terdekat dari kantor. Kantorku di Panin Pusat Senayan, yang kelihatan jelas adalah Wall Street Institute di Ratu Plaza. Kayaknya profesional nih, batinku. Akhirnya aku googling, lalu mengisi permohonan untuk placement test. Nah pas aku ke sana untuk test, disambut oleh marketingnya yang ramah (ya iyalah wong mau jualan!). Dia memberikan tur keliling semua bagian di ruangan itu, dari operator resepsionis yang membantu pelajar untuk booking dan menanyakan banyak hal lain, multimedia tempat belajar pribadi, kelas untuk sosialisasi, tempat nonton film bareng, dst.

Metode pengujiannya dengan aplikasi berbasis web, multiple choice, ada listeningnya. Hasilnya sebagai berikut:

Kalau dilihat, karena lama tidak belajar dan menggunakan bahasa Inggris, grammarku cuma dapat skor 5 (at least dari soal test itu), Reading 6, Listening 8 (mungkin karena sering nonton film), vocab 7, dan rata-ratanya 7.Wah kayaknya emang perlu nih kursus. Pas ngobrol dengan marketingnya, dari 12 level General English, aku masuk ke Upperway Stage, sekitar level 8. Dia menawarkan kalau langsung join saat itu juga dapat diskon. Aku ingin sampai ke di atas General English yaitu sampai Milestone. Bukan cuma Treshhold. Biaya untuk 6 level + 2 level gratis adalah hampir 20 juta rupiah. Wow. Fundtastic! Hahaha… Kelebihan di Wall Street, selama masa kontrak (kasusku 2 tahun), bisa mengakses semua fasilitasnya tiap hari (7 hari dalam seminggu). Yah bisa sekitar 5 jam per hari deh. Tapi.. itu kan buat yang nganggur. Kalau kerja, paling weekday cuma maksimal 2 jam. Aku rugi laah.. gak dapat memanfaatkan maksimal jamnya.

Akhirnya aku cari lagi yang lain. Dari Yohanes, temanku yang udah join di Wall Street semingguan ini, dia menyarakan British Institute. Ada 3 tempat pilihanku, Kuningan, Sudirman, dan Fatmawati. Di Kuningan full native, sayang kejauhan buatku, dan gak searah jalur pulang. Di Sudirman dekat, tapi gak native. Males ah. Nah Fatmawati ada, combo (75% lokal, 25% native). Nah lumayan nih. Akhirnya ikut placement test, dan dari program Business Communication yang ingin aku ambil posisiku di level 4 dari 6 level yang ada. Sayang, mulainya November 2009. Whoaaaa.. lama amat! Biayanya sekitar 2,7 jt per level selama 4 bulan. Seminggu 2 kali.

Huh! Mau kursus aja susah amat. Ada ide nggak tempat kursus yang ada nativenya, bagus, gak semahal Wall Street, dekat Sudirman atau Pondok Indah atau Fatmawati? Aku rada males kalau jauh dari kantor, karena bisa telat habis pulang kantor. Aku biasanya pulang habis maghrib.

Kalau Anda bule dan bisa memberi les privat ke saya juga boleh. Jangan dollar ya bayarnya. Atau kalau mau aku ajarin bahasa Tegal. Hehehe..

Diterbitkan oleh wisnuwidiarta

Hi, my name is Wisnu Widiarta. I am a movie lover and love traveling especially camping and doing outdoor activities. Coding and problem solving in general are things I love as well.

2 tanggapan untuk “Susahnya Mencari Kursus Bahasa Inggris

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: