Beberapa waktu yang lalu aku memposting tentang keinginanku meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisku yang pas-pasan di sini. Menonton ratusan film dengan subtitle bahasa Inggris menurutku belum cukup. Aku juga mesti berlatih menulis agar kosakata dan tatabahasa makin kaya. Kebetulan ada MPers yang berhati mulia ingin membantuku belajar bahasa Inggris secara online. Tugas pertamaku adalah menerjemahkan tulisan berikut ini ke dalam bahasa Inggris. Aku yakin tulisanku masih belepotan. Tapi kalau tidak mau belepotan, aku tidak pernah belajar. Aku tidak malu untuk bisa dan lebih baik dari hari kemarin.
Buat teman-teman MPers yang bahasa Inggrisnya bagus, sudilah kiranya membantu saya mereview terjemahan yang saya buat. Kadang saya tidak bisa menerjemahkannya secara harfiah, dan harus saya ubah kalimatnya agar mudah saya terjemahkan. Saya melakukannya karena tidak tahu cara menerjemahkannya secara lebih tepat. Mohon jika ada masukan, atau terjemahan lengkap dalam versi alternatif, atau masukan kosakata yang lebih tepat, silakan dibedah di sini.
Mas Anung, aku sudah mulai nih 😉
Ren, kalau elo baca, review yah kalau ada waktu. Thanx before.
JAKARTA, KOMPAS.com – Jakarta masih dipenuhi ceceran sampah yang dibiarkan menumpuk di sungai, saluran air, dan pasar. Tumpukan sampah ini menjadi sumber pencemaran tanah, air, dan udara.
Sampah – sampah ini juga menyebabkan masalah banjir di Jakarta tidak pernah tuntas teratasi. Akhir pekan kemarin, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna mengakui, setiap hari terdapat sekitar 2.000 meter kubik sampah tidak terangkut.
Menurut Eko, produksi yang terus menerus dan keterbatasan jumlah armada pengangkut membuat sampah sampah itu tidak terangkut dengan baik. Akibat banyaknya jumlah sampah yang tidak terangkut, volume tumpukan sampah di bantaran sungai setiap hari bertambah.
Di seluruh Jakarta, terdapat 13 aliran sungai utama dan tak terhitung jumlah anak anak sungai maupun saluran saluran pembuangan. Kasat mata, di setiap aliran air, selalu saja terlihat sampah, baik yang mengapung hanyut dalam arus atau menumpuk di sepanjang tepiannya.
===================================================================
Jakarta is still covered with garbage piling up the rivers, sewerages, and marketplaces. The scrapheap become source of soil, water, and air pollutant.
The waste causes flood issue in Jakarta never been closed. Last weekend, Head of Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Baruna, admitted that there are 2000 m3 of garbage unhandled daily.
According to him, the continuity of production and the limitation of garbage vehicle have been causing the waste being unhandled. Since the amount of unhandled waste growing more and more, the volume of the scrapheap near the river also increasing daily.
In Jakarta, there are 13 main rivers and uncountable sub rivers and sewers. Obviously, we can see waste in every water flow, floating and drifted, or piling alongside the riparian.