Tersenyumlah


Dr. Aidh Al Qarni Tersenyumlah
Buku ini aku beli pada tanggal 15 November 2005 tahun lalu, di serambi Mesjid Agung Sunda Kelapa (MASK). Waktu itu lagi janjian sama Iwan95, mau ketemuan di MASK. Review ini sendiri baru sempat aku tulis setelah buku ini sempat dipinjam teman kantor dan akhirnya membisu berhimpitan dengan buku-buku lain di lemari buku. Aku tertarik beli buku ini setelah membaca review dari Indrayogi, si kutu buku Multiply, yang gak ada habis-habisnya bahan bacaan buat dishare dengan sobat-sobatnya di multiply ini. Wah.. gak rugi ternyata beli buku Tersenyumlah karya Dr. Aidh Al Qarni yang terkenal dengan bukunya Laa Tahzan (Jangan Bersedih) yang menjadi best seller beberapa waktu yang lalu. Bukunya lucu, dan banyak yang mengena. Padahal lelucon itu berlatar belakang budaya Timur Tengah. Memang ada beberapa yang tidak pas dengan budaya kita sehingga kita kurang menangkap di mana letak lucunya. Namun tidak sedikit pula yang sangat lucu dan mengocok perut. Buat teman-teman yang ingin hiburan bernafaskan Islam, buku ini bisa menjadi alternatif buat melawan stress! AL Qarni berkata bahwa hidup harus dihadapi dengan senyuman. Betapapun beratnya masalah yang dihadapi, kita harus selalu senantiasa tersenyum. Karena dengan senyuman, otak menjadi encer, masalah berat bisa menjadi tampak ringan dan masalah kompleks bisa menjadi sederhana. Rasulullah sendiri bersabda, “Senyummu pada saudaramu adalah sedekah”.

Berikut ini aku kutip beberapa lelucon yang aku suka:

Seseorang datang kepada seorang ulama fikih untuk bertanya. Ia berkata, “Saya setiap kali menyelam ke sungai sebanyak dua atau tigak kali, masih tidak yakin apakah tubuh saya sudah terbasahi air seluruhnya, juga apakah saya sudah suci. Maka, apa yang mesti saya lakukan? Ia menjawab, “Jangan sholat!” Ada yang bertanya, “Kenapa kau berkata seperti itu?”. Ia berkata, “Karena Nabi SAW bersabda bahwa beban hukum itu diangkat dari tiga jenis orang: yaitu anak kecil hingga baligh, orang yang sedang tidur hingga ia terbangun, dan orang gila hingga ia sadar. Dan orang yang sudah menyelam dua kali atau tiga kali, kemudian masih mengira bahwa ia belum mandi, berarti ia gila.” (Hal. 52)

Ada seorang ulama fikih yang tinggal di sebuah rumah yang langit-langit rumahnya selalu berderit sepanjang waktu. Kemudia pemilik rumah datang menagih sewa rumahnya. Maka ulama itu berkata, “Perbaiki dahulu langit-langit rumah ini, karena ia selalu berderit!” Orang itu menjawab, “Jangan takut, ia sebenarnya sedang bertasbih kepada Allah.” Ulama itu berkata, “Saya khawatir jika dia hanyut dalam tasbihnya, tiba-tiba dia sujud…” (Hal. 54)

Seseorang yang beragama Majusi mati dengan meninggalkan utang. Para pemilik piutang datang kepada anaknya dan berkata, “Jual saja rumahmu untuk meringankan beban ayahmu.” Sang Anak pun menjawab, “Apa jika rumah ini saya jual dan saya lunasi utang ayah saya, maka ia akan masuk surga?” Mereka berkata, “Tidak.” Maka anak itu menjawab, “Kalau begitu biarkan ia tinggal di neraka, dan aku tinggal di rumah ini.” (Hal 144)

Pada suatu hari seseorang yang buruk rupanya memegang jenggot Jahizh. Namun, Jahizh diam saja. Maka, orang itu berkata, “Hei mengapa engkau tidak berdoa untukku?” Jahizh menjawab, “Saya tidak tega berdoa agar Allah menghilangkan keburukan darimu. Karena jika doaku dikabulkan, maka engkau tidak mempunyai wajah lagi.” (Hal 127)

Sepasang pengantin baru sedang bercakap-cakap di kamar tidur mereka. Pengantin pria pun mulai bercerita tentang ibunya. Ketika ia lama sekali bercerita, sang pengantin wanita pun jadi jengkel. Lalu ia marah pada pasangannya itu dan berkata,” APa kamu gak bisa berbuat hal ‘lain’ selain bercerita tentang ibumu itu?” Sang pengantin pria menjawab, “Tentu saja bisa. Setelah bercerita tentang ibuku, aku akan bercerita tentang ayahku.” (Hal 191)

Diterbitkan oleh wisnuwidiarta

Hi, my name is Wisnu Widiarta. I am a movie lover and love traveling especially camping and doing outdoor activities. Coding and problem solving in general are things I love as well.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: