Lanjutan postingan yang sebelumnya.
Setelah turun di stasiun BTS (Bangkok Mass Transit System) Thaksin, kami turun dan menuju ke salah satu halte sungai di tepi sungai Chao Phraya. Sungai ini membelah Bangkok dan bermuara di Teluk Thailand. Besarnya sungai ini menjadikannya mudah menjadi salah satu sarana transportasi air dan sangat mendukung pariwisata. Selain para pekerja dan pedagang memanfaatkannya, para turis juga bisa mengambil gambar dan turun di salah satu haltenya yang dekat dengan tempat parawisata tertentu.

Kondektur yang menagih tarif biasanya wanita, besarnya 20 bath sekali naik. Aku tidak tahu apakah itu rata-rata untuk semua tujuan atau memang jarak tertentu ada tarifnya sendiri. Kami turun di halte dekat Wat Pho, Candi Buddha Distrik Phra Nakhon. Di dalam tempat suci agama Buddha ini terdapat patung Buddha yang sedang dalam posisi yoga santai sambil berbaring. Patung Buddha ini konon merupakan yang terbesar di dunia, diikuti patung Buddha di Penang – Malaysia, Nepal, dan di Mojokerto. Ukuran patungnya sendiri adalah tingginya 15 meter dan panjangnya 43 meter.

Setelah puas berkeliling dan mengambil foto di area ini, kami melanjutkan perjalanan ke arah Chinatown atau pecinan. Di sana kami membeli duren bangkok dan makan sea food agar tidak pusing memikirkan halal tidaknya. Jalanan di pecinan sangat khas penuh dengan lampu dan tulisan mandarin yang mudah dikenali di pinggir jalannya. Banyak penjual makanan di sepanjang jalan, dari penjual chestnut, duren, hingga sate kebab dengan daging sapi maupun babi.

Berikut adalah gambar-gambar dari Chao Phraya hingga pulang menggunakan tuk-tuk.
