Wisata ini saya pilih untuk memperkenalkan kepada Aila dan Rayyan ekosistem hutan bakau di Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara. Merekalah generasi muda yang terancam budaya kecanduan gawai dan mager yang harus diajak untuk bergerak dan menikmati alam agar mereka tahu bahwa kelangsungan alam ini ada di tangan mereka.
Pendidikan tidak hanya cukup dituturkan namun juga perlu dipraktekkan. Kalori terbakar, udara segar memenuhi paru-paru kita, dan kecintaan pada alam sebagai rasa syukur kepada Tuhan bisa bertambah.
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?
Bandingkan dengan hijaunya Singapur yang kebanyakan adalah artifisial atau buatan. Jakarta penuh wisata alam yang asri dan asli. Tarifnya juga relatif sangat murah.
Dari Serpong tempat ini berjarak sekitar 30 km dan perjalanan memakan waktu sekitar satu jam. Begitu keluar tol Pantai Indah Kapuk, sekitar lima menit sudah sampai.
Setelah membayar tiket yang cukup murah, kami mampir sejenak untuk sholat Dzuhur di Masjid Al Hikmah.
Masjid yang lantai dan dindingnya serba kayu ini terletak di atas air dan dikelilingi hutan bakau. Sungguh adem dan nyaman sekali.
Saya berjalan memutari masjid ini dan mengambil gambar hutan bakau yang indah.
Setelah shalat kami mengeksplorasi semua tempat di sana sambil berjalan membakar kalori. Para pengunjung di hari Minggu ini cukup ramai. Banyak muda-mudi jaman sekarang yang memanfaatkan untuk berfoto selfie atau sekedar berdua-duaan. Mereka merasa tempat itu adalah milik mereka berdua dan tak peduli terkadang membuat risih pengunjung lainnya.
Gambar di atas diambil di dekat tempat istirahat berpayung warna-warni dan kandang monyet.
Hati-hati bila dekat kandangnya karena ia bisa mengambil hp kita!
Sungguh disayangkan tempat indah ini menarik biaya satu setengah juta rupiah bagi mereka yang membawa kamera DSLR meski tidak untuk photo prewedding. Atur saja sehari maksimal tiga photo prewedding, gratiskan saja. Yang lain bebas membawa kamera DSLR untuk mengambil gambar alam dan photo keluarga. Di sini kita kalah telak dengan Singapur. Di mana saja di luar, kita dibebaskan mengambil gambar.
Wisata air yang tersedia juga cukup merogoh kantung kita.
Di dekat jembatan kayu masih banyak terlihat sampah botol plastik. Mohon jangan buang sampah sembarangan karena sudah banyak tempat sampah yang disediakan.
Jembatan kayu yang tidak boleh dinaiki lebih dari lima orang ini kadang masih suka dilanggar pengunjung yang datang.
Foto berempat di dekat jembatan kayu.
Tempat menginap berupa vila dari kayu ini juga disewakan untuk pengunjung. Jika ingin merasakan tinggal di tempat dengan nuansa alam jauh dari keramaian, solusi ini bisa dipilih.
Berikut ini adalah peta tempat yang bisa diakses.
Pemandangan di sana cukup indah dan menyejukkan mata kita.
Tempat ini bisa lebih ditingkatkan lagi dari sisi permainan anak, tempat makan tepi hutan bakau yang romantis, dan hal positif lain yang lebih bisa mengajak partisipasi aktif pengunjung daripada sekedar mengambil gambar.
Satu hal positif lainnya adalah wisata kuliner seputar PIK yang beragam dan menarik!
Selamat berwisata, Sobs!
terakhir kesini tahun 2013 kak, udah lama banget gk kesana lagi
SukaDisukai oleh 1 orang
Kesanmu overall gimana
SukaSuka
dulu banyak nyamuk kak terus kurang suka kalau ngambil photo pake dslr pake bayar lagi tapi untuk tempat ok kayak oase jakarta, sejuk 😀
SukaSuka
Kemarin kami jarang lihat nyamuk lho!
SukaSuka
ternyat ada wisata alam seindah ini di tengah2 hiruk piuknya kota jakarta ya om, adem rasanya, rasanya pengen kemah disini karena ada bumi perkemahannya
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya Mas… ayo main..
SukaSuka