Saya suka sekali berpetualang, mengunjungi daerah yang baru, terutama yang menarik untuk dikunjungi. Namun dalam proses perencanaan perjalanan, panduan selama perjalanan, sampai di tempat tujuan, hingga kembali ke rumah, semuanya membutuhkan aplikasi. Nah izinkan saya berbagi kepada kalian, wahai petualang zaman now, aplikasi yang saya sukai dan saya sering gunakan untuk berpetualang. Saya terinspirasi tulisan kawan blogger Mas Febriyan Lukito dalam salah satu tulisannya tentang travel blogger profesional mengenai hal ini.
Ceritakan juga di komentar aplikasi apa yang kalian pakai namun tidak saya sebutkan di sini ya. Siapa tahu saya tertarik juga untuk menggunakannya.
Menentukan Tujuan Wisata
Sebelum pergi, saya biasa mencari informasi tujuan wisata mana yang ingin dikunjungi. Apakah wisata pantai atau gunung. Di dalam atau luar negeri. Berkemah atau di hotel. Backpacking atau tidak, dan seterusnya. Ada beberapa aplikasi yang biasa saya gunakan.
Aplikasi Google for Mobile. Apa saja yang biasa saya lakukan dengan aplikasi ini?
- Bisa mencari dengan fitur suara (OK Google, ….)
- Mencari ulasan tempat yang ingin dikunjungi
- Melihat gambar-gambar yang tujuan wisata
- Dan banyak lagi lainnya
Setelah tujuan wisata positif ditentukan, kini menentukan jarak tempuh ke sana. Untuk mengetahui jarak dua titik, saya menggunakan Google Maps.
Setelah tahu jarak dan rute alternatifnya, kini menentukan aplikasi untuk menuju lokasi.Menuju Lokasi Wisata
Untuk navigasi ke tempat tujuan, saya lebih suka menggunakan Waze. Apa alasannya?
- Waze memiliki aspek sosial antarsesama pengguna aplikasi. Informasi kemacetan lalu lintas, kecelakaan, lubang di tengah jalan, mobil berhenti di bahu jalan, pembangunan jalan, ada polisi di depan, banjir, dan sebagainya diberikan dengan cara crowd sourcing, alias gotong-royong sesama pengguna
- Waze mengingat rute favorit kita, menebak tujuan kita berdasarkan tujuan yang paling sering diambil (misalnya rumah kita), dan sebagainya
- Suara navigasi dalam berbagai bahasa, termasuk suara selebriti terkenal seperti Arnold Schwarzenegger dan sebagainya
- Waze bisa menuju ke tempat singgah sebelum menuju ke tujuan akhir. Misalnya kita sudah mengarah menuju rumah, namun kita mau mampir beli martabak di Menteng. Maka kita bisa mengarahkan Waze menuju martabak di Menteng sebagai new stop alih-alih sebagai tujuan baru. Atau bisa mampir pompa bensin sebelum ke tujuan, dst
- Jika rute ada yang ditutup dengan mudah kita bisa memberikan umpan balik bahwa rute tertentu ditutup sehingga aplikasi bisa mencari alternatif jalan lain
- Jika ada rute yang belum ada jalannya, maka kita bisa menggambar jalan sambil mengendarai mobil menuju jalan besar terdekat
- Bisa mengirimkan ETA alias waktu sampai kita ke teman sehingga mereka tidak perlu sering memeriksa kita sudah sampai mana. Dengan fitur ini kita bisa menjawab OTW kepada teman kita (Ojo Takon Wae – alias Jangan Tanya Terus)
Kalau saya ingin berjalan kaki atau naik sepeda, baru saya menggunakan Google Maps untuk petunjuk jalan, seperti di Singapore atau downtown kota yang masih asing.
Eksplorasi di Tempat Wisata
Aplikasi berikutnya untuk check in, adalah Swarm dari Foursquare. Well, check in di Swarm lebih ditujukan untuk memberikan ulasan tempatnya kepada semua pengguna Foursquare. Kita juga bisa memilih off the grid jika tidak ingin orang lain tahu. Misalnya Anda ingin mendapat badge khusus di sebuah warung kopi, namun tidak ingin orang lain tahu. Nah bisa check in off the grid, dan hanya kita yang bisa melihat di riwayat check in.
Kuliner
Dua aplikasi untuk mencari referensi kuliner di area sekitar kita adalah Foursquare dan Zomato.
Informasi apa saja yang bisa didapat di keduanya?
- Peringkat favorit makanan dari pengguna kedua aplikasi
- Ada tips dan ulasan mengapa mereka suka atau tidak suka
- Bisa menyajikan peta dan bisa langsung membuka navigasi ke tempat makan
- Estimasi harga untuk dua orang
Aplikasi Pengolah Gambar
Sebelum kita berbagi gambar ke media sosial, ada baiknya gambar diperindah sedikit tanpa berusaha melakukan manipulasi yang menyesatkan. Sejauh peningkatan gambarnya masih dalam tahap wajar seperti meningkatkan sedikit saturasi atau warna, tingkat kecerlangan gambar atau ambiance bisa dilakukan. Aplikasi Photos bawaan iOS sebenarnya sudah cukup, namun terkadang untuk beberapa efek seperti HDR dan efek yang lebih lengkap lainnya, saya menggunakan Snapseed buatan Google.
Keduanya gratis, dibandingkan Adobe Lightroom atau Adobe Photoshop yang memiliki lisensi (meski ada juga versi gratisnya yang cukup ringan di smartphone).
Ini salah satu contoh penggunaan aplikasi pengolah gambar. Sebelah kiri terlalu pucat karena diambil pada saat terik matahari. Efek sebelah kanan bisa diperoleh di pagi atau sore hari, atau dengan bantuan aplikasi.
Aplikasi Pengolah Video
Saya menggunakan aplikasi iMovie dari Apple. Untuk Android mungkin bisa menggunakan aplikasi lainnya. Hal yang saya suka dari iMovie adalah sangat mudahnya membuat trailer atau movie dari video atau gambar yang kita ambil.
Ini adalah contoh hasilnya:
Aplikasi Media Sosial
Untuk berbagi informasi perjalanan kita, silakan unduh aplikasi media sosial favorit masing-masing. Saya menggunakan Facebook, Instagram, dan WordPress.
Nah itulah beberapa aplikasi yang paling sering saya gunakan sebelum, pada saat, dan setelah berpetualang ke mana saja.
Apa saja aplikasi yang bisa kalian rekomendasikan kepada pembaca lainnya? Ada komentar?
Nah sama nih mas kyk balasanku utk komenmu kmrn. Utk waze sendiri itu kl di luar sudah oke juga kah? Saya blm pernah pakai kl di luaran, kl jakarta sih sering.
utk yang foursquare (swarm)… masih ada ya. hahaha. ini seriusan sih. dulu sering pakai. skrg dah gak lagi.
SukaDisukai oleh 1 orang
Waze aku pakai ke Kandang Gozilla, Jogja, dan keliling Jawa masih Ok. Cuma kalau Waze bingung ya buka Google Maps.
Swarm dan Foursquare masih ada dan fungsinya masih aku gunakan.
SukaDisukai oleh 1 orang