Sehari Mengajar di Kelas Inspirasi dan Mendaki Gunung Lembu di Purwakarta


  • Mengajar di Kelas Inspirasi adalah tindakan sukarela yang tidak dibayar sama sekali, bahkan kita mengeluarkan dana dari kocek pribadi
  • Bisa jadi kita butuh mengambil cuti sehari apabila jatuh di hari kerja
  • Yang kita ajarkan adalah gambaran profesi yang kita jalani dan bagaimana mencapai cita-cita sedari kecil
  • Ada banyak kota dan sekolah yang membuka pendaftaran ini, kita tinggal pilih dan mendaftar langsung via Google Docs yang sudah disediakan
  • Setelah mendaftar, kita bisa diterima bisa juga tidak. Pertimbangannya konon cukup banyak (dari beberapa sumber):
    • apakah kita sudah pernah atau belum
    • punya rencana mengajar yang meyakinkan atau tidak
    • profesi yang sama sudah ada di sekolah yang dituju atau tidak
    • aktif di sosial media atau tidak (untuk menggaungkan proyek ini)

Pada waktu saya mendaftar beberapa waktu yang lalu, saya pilih kota Purwakarta karena itu yang terdekat dari Jakarta. Kota lain yang lebih dekat saat itu sudah tutup pendaftarannya. Pertimbangan lainnya adalah hari inspirasinya jatuh pada hari Senin, sehingga saya bisa ke sana pas Sabtu atau Minggu agar sempat menginap minimal semalam, mengajar paginya, siang langsung pulang kembali ke Jakarta.

Yang menarik, Dian teman saya itu justru tidak diterima, karena memang domisili dia di Semarang sehingga mungkin diprioritaskan yang lebih dekat agar peluang datangnya lebih besar. Padahal dia sudah dua kali mengikuti Kelas Inspirasi di Jawa Tengah.

Kebetulan saya pernah naik Gunung Lembu di Purwakarta tiga tahun silam, sehingga saya punya rencana naik gunung dan berkemah dulu semalam di sana. Paginya mengikuti briefing di Gedung Janaka Purwakarta, menginap semalam di basecamp yang terletak di dekat sekolah, baru Senin paginya mengajar di SDN Pasawahan Kidul.

Karena Dian sudah terlanjur merencanakan naik gunung dan mengikuti kelas inspirasi, akhirnya Dian tetap ke Jakarta dari Semarang untuk naik gunung, baru Minggu siang kembali ke Jakarta untuk Seninnya mengikuti pelatihan di kantornya. Kebetulan sekali Dian tidak diterima sehingga ia tidak perlu izin mengikuti pelatihan mandatorinya di hari Senin.

Mendaki Gunung Lembu

Karena anak-anak tidak ada yang bisa ikut, akhirnya saya bertiga saja ke Purwakarta, bersama Dian dan teman saya Adi. Seperti biasa, begitu keluar tol Purwakarta, kami makan siang di Ciganea, favorit saya dan keluarga. Sambal dadak dan ayam gorengnya yang super gurih itu selalu nendang.

Tempat favorit makan siang di Purwakarta

Setelah makan, kami bertiga segera meluncur ke Gunung Lembu, sekitar satu jam perjalanan mengingat jalannya mendaki dan berbelok-belok. Begitu sampai di basecamp Warung Abah H. Adang, saya bertanya di mana Pak Syamsuddin yang dulu menerima pendaftaran. Rupanya beliau sudah dipanggil Allah SWT, meninggal tenggelam di Waduk Jatiluhur. Semoga beliau husnul khatimah.

Setelah mempersiapkan tenda (dan terutama fly sheet), karena saya tahu peluang hujan cukup tinggi di bulan Desember 2019, kami segera menuju ke bumi perkemahan yang lokasinya tidak begitu jauh dari Pos 1 sekitar pukul 4 sore.

Seperti tiga tahun lalu, kami datang di buper langsung membuka tenda. Setelah menginap semalam baru besoknya ke puncak.

Malam hujan cukup deras. Untungnya di Buper ada saung cukup besar yang bisa kami gunakan untuk sholat berjamaah. Jas hujan sudah kami siapkan sehingga ke toilet tidak kebasahan. Dua tenda yang kami buka, satu untuk saya dan Adi, dan satunya untuk Dian, semuanya menggunakan fly sheet agar hujan tidak merembes ke tenda. Tenda di depan kami ada yang tidak menggunakan fly sheet sehingga air menetes masuk. Untungnya saya ada fly sheet lebih yang bisa dipinjamkan ke anak-anak SMK yang baru pertama kali berkemah itu.

Pemandangan malam hari dari bumi perkemahan

Setelah sarapan energen di warung dekat buper, saya dan Dian menuju puncak karena Adi mager di tenda. Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar 45 menit – 1 jam. Udara masih segar dan nyamuk menemani perjalanan kami.

Setelah berkemas, kami segera turun untuk mandi dan berganti baju dan menuju kota Purwakarta. Sayang kami kelewatan waktu briefing, sehingga setelah makan siang saya mengantarkan Dian ke Stasiun Purwakarta yang lokasinya dekat dari Gedung Janaka. Setelah mencuci mobil dan sempat ketemuan dengan teman SMA, Mohammad Fauzy yang bekerja di BPS Purwakarta, baru saya dan Adi menuju basecamp dekat SD Pasawahan Kidul.

Malamnya kami mempersiapkan segala sesuatu untuk besoknya, yaitu menyiapkan kartu pos, name tag dan head tag untuk murid-murid menuliskan nama dan cita-citanya. Sempat mati lampu dan hujan besar juga menjelang tengah malam.

Menyiapkan berbagai keperluan untuk besoknya

Keesokan paginya setelah sholat subuh, kami bersiap menuju sekolah. Mereka hari Senin itu mengenakan seragam pramuka.

Upacara bendera

Murid Pasawahan Kidul menyambut kami dengan seni Pencak Silat.

Sambutan Selamat Datang dari tim Pencak Silat

Setelah para pengajar diperkenalkan kepada murid-murid dan para guru SDN Pasawahan Kidul, kami segera masuk ke kelas sesuai jadwal masing-masing.

Berikut ini adalah foto-foto hasil jepretan Mas Rendi (CkingCute).

Berikut ini adalah beberapa jepretan dari Mas Feri yang bertindak sebagai relawan fotografer ketika saya sedang mengajar di kelas.

Menunjukkan aplikasi yang dibuat profesi programmer untuk pendidikan

Nah ini jepretan Widi ketika saya di kelas.

Selfie bersama anak-anak dan pengajar lainnya.

Inilah beberapa foto yang saya ambil setelah mengajar.

Setelah selesai acara, kami makan nasi liwet bancakan di atas daun pisang bersama-sama sambil mengulas kegiatan pagi itu di SD Paswahan Kidul.

Sungguh luar biasa bisa makan bersama dengan para relawan pengajar

Dari pengalaman saya mengajar di SDN Pasawahan Kidul, saya merasa bahwa:

  • Sangat penting untuk menyiapkan materi 30 menit di depan kelas sebelum hari H
  • Persiapkan dua materi, kelas bawah (kelas 1-3 SD) dan kelas atas (kelas 4-6 SD) yang pendekatannya berbeda karena pengetahuan dan pengalaman mereka berbeda untuk bisa memahami apa yang kita akan sampaikan
  • Persiapkan gimmick untuk menarik hati anak-anak. Saya menyiapkan sulap matematika Radar Angka yang pernah saya tulis enam tahun lalu di sini
  • Mengajarkan mengenai profesi kita penting, namun mempersiapkan mental dan motivasi untuk berbuat baik mencapai cita-cita juga sangat penting. Ingat, ketika kita SD, apa yang kita inginkan bisa jadi berubah ketika SMA atau pas kuliah. Menyiapkan cara belajar yang baik, menghormati orang tua dan guru, belajar dan bekerja keras sebagai etos sehari-hari lebih penting untuk ditekankan
  • Bukan hanya mereka yang membutuhkan kita, namun kita juga membutuhkan mereka. Kita belajar kesabaran, belajar keikhlasan, belajar rasa syukur, belajar kerja sama dengan sesama rekan relawan pengajar, dan belajar untuk berbagi dalam acara sehari itu

Alhamdulillah, tiga hari di Purwakarta, begitu berkesan, begitu membahagiakan. Bertemu dengan banyak sahabat baru di sana, juga dengan murid-murid dan guru-guru SD Pasawahan Kidul. Semoga program Kelas Inspirasi ini terus berlanjut dan menginspirasikan bangsa untuk berbagi demi kemajuan bersama.

Saya menyesal. Menyesal kenapa baru sekarang tahu ada program keren seperti ini. Sampai jumpa di Kelas Inspirasi berikutnya!

Cuplikan Keseruan Kelas Inspirasi Purwakarta di SDN Pasawahan Kidul

Diterbitkan oleh wisnuwidiarta

Hi, my name is Wisnu Widiarta. I am a movie lover and love traveling especially camping and doing outdoor activities. Coding and problem solving in general are things I love as well.

3 tanggapan untuk “Sehari Mengajar di Kelas Inspirasi dan Mendaki Gunung Lembu di Purwakarta

  1. Sesuai namanya, kisah ini inspiring banget Wis, perlu banyak dibagikan supaya semakin banyak yang tahu, semakin banyak yang berpartisipasi. Kok saya yakin, banyak peminatnya cuma tidak tahu how to-nya… terima kasih lho Wis, sudah membagi kisah ini

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: