Chris Gardner (Will Smith), pegawai penjualan paruh waktu dan orang tua tunggal, ditinggal pergi oleh istrinya (Thandie Newton) karena dianggap tidak perform sebagai kepala rumah tangga. Istri Chris akhirnya merelakan anak lelaki mereka berumur lima tahun (Jaden Smith) untuk tinggal bersama ayahnya. Saat diusir dari apartemen, Gardner hidup sendirian dengan anaknya di San Francisco, tanpa tujuan. Bahkan saat Gardner mendapat kesempatan magang di perusahaan broker bergengsi, ia tidak memperoleh gaji. Terpaksa tinggal di penampungan, melawan segala kesulitan yang menghadang rencana mereka, Chris pantang menyerah demi mewujudkan cita-cita dan keselamatan ia dan putranya
Film ini benar-benar menyentuh hati saya, seperti dulu waktu menonton Cinderella Man dan Life is Beautiful. Beberapa titik air mata dan badai dalam hati berkecamuk melihat perjuangan gila-gilaan Chris Gardner. Cerita ini diilhami dari kisah nyata yang bersetting tahun 1981. Anak lelaki Chris benar-benar dimainkan anak kandung Will Smith sendiri. Tentu saja ini membuat chemistry keduanya sangat kental, karena sudah berlatih dari lahir.
Tema film ini adalah, kebahagiaan adalah sesuatu yang perlu DIKEJAR. Kebahagiaan justru sering datang setelah air mata. Pesan moral yang bagus dalam film ini membuat film ini sangat layak ditonton bersama anggota keluarga.
———————————————————————————————————————
Mungkin mengandung spoiler:
Berikut ini trivia film ini yang kuambil dari imdb:
Trivia for
The Pursuit of Happyness (2006)
advertisement
* Tyson Mao (contestant on “Beauty and the Geek” (2005)) served as a consultant on this film for the prop department.
* Cameo: [Chris Gardner] The real Chris Gardner appears as the man who walks past Chris and Christopher at the end of the movie.
* Actual homeless people were used in the film, and paid as extras.
* The homeless people who worked as extras were paid a full day’s minimum wage (which is $8.62/hr in SF) and given free catered meals as compensation for appearing in the film. For some it was the first money they’d made in a while.
* Throughout the film, period advertisements for Pacific Southwest Airlines (PSA) can be seen in numerous places (Taxis, Busses, BART stations). PSA was a very popular low-fare airline in California during the period that this film is set in.
* Will Smith wanted Gabriele Muccino to direct this movie after seeing his films Ultimo bacio, L’ (2001) and Ricordati di me (2003).
* Speedcubing champions Tyson Mao and Toby Mao and Lars Petrus were hired to teach Will Smith how to solve a Rubik’s Cube.
Quote yang menarik untuk dikenang ada di sini.
Film ini mendapat rating 7.4 dari 15ribuan voters di IMDB.
Gambar dari imdb.