Pas nonton trailernya di bioskop, sempat was-was, “Duh, Pixar Disney nyontek Book of Life yang dibiayai oleh Guillermo del Toro tahun 2014 yang lalu?”
Gimana gak mau parno coba. Keduanya mengusung tema kultur Meksiko dengan sombrero dan churrosnya, dengan Día de los Muertos, yaitu Day of the Dead, festival untuk mengenang mereka yang sudah meninggal agar tidak terlupakan dan musnah di The Land of The Remembered. Ada lagi? Oh ya.. dengan seorang anak lelaki dan gitarnya, musiknya, dan nilai kekeluargaannya yang kental.
Akhirnya saya sempat cari info apakah Coco mengekor Book of Life atau memberikan sesuatu yang baru. Setelah googling, saya baru tahu kalau Coco akan mengusung tema yang berbeda. Dan selepas menontonnya, ternyata benar!
Inilah 5 alasan mengapa kamu kudu nonton Coco…
- Coco menghadirkan kisah yang mengingatkan dua hal, mengejar renjana (passion) dan pentingnya keluarga. Tidak ada artinya hidup bila tidak mengejar renjana kita atau mengejarnya dengan meninggalkan keluarga. Itu yang coba diajarkan dalam film ini. Dikisahkan Coco begitu menyukai musik, namun sayangnya, karena trauma pada kakek moyangnya yang meninggalkan keluarga demi musik, akhirnya musik diharamkan dari keluarga besar Coco.
Hingga pada suatu ketika, Coco terjebak di Land of the Remembered, semesta afterlife di mana mereka akan ada di sana jika ada orang yang masih hidup ada yang mengenangnya. Coco hanya punya waktu sehari untuk kembali ke dunia nyata sebelum ia mati selamanya. Tiket untuk kembali hidup hanya jika ia mendapat restu dari keluarganya yang telah mati.
Celakanya, keluarganya yang sudah mati semuanya mengharamkan musik, sehingga ia hanya punya dua pilihan, kembali hidup asal melupakan musik, atau tetap keukeuh menyukai musik dan tak bisa kembali hidup. Berhasilkan Coco keluar dari buah simalakama ini? - Kesempatan mengenal budaya Meksiko. Pembuat film ini benar-benar menghadirkan kehidupan sehari-hari di sana dan digambarkan dengan begitu indah.
Mereka bahkan menyewa konsultan budaya untuk memastikan apa yang mereka gambarkan sesuai dengan kenyataan.
- Musiknya, seperti di Book of Life, benar-benar akan membuat kamu suka, terutama yang Remember Me. Pastikan membawa tissue atau sapu tangan pas adegan Coco menyanyikan lagu ini untuk buyutnya. Dada langsung gerimis!
Ternyata tim pembuat lagu ini juga yang dulu membuat lagu di Frozen. Terang aja keren!
- Animasinya keren abis! Book of Life was something, but this is Pixar Disney! Standar gambarnya aja udah keren. Di sini gambarnya begitu berkilau dan indah.
Fantasi di negeri Land of the Remembered begitu dahsyat dan memukau kita semua. Kelopak bunga marygold begitu bersinar dan mengagumkan. Rincian budaya dan makanannya tergambarkan dengan baik.
- Yang terakhir, jangan datang telat pas nonton, karena ada film mini spin off Frozen, tentang Petualangan Olaf mencari tradisi dalam keluarga mereka. Lagunya juga keren!
Seperti biasa, kita mempelajari budaya bangsa lain bukan untuk menelannya mentah-mentah. Ambil yang baik, buang yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kita sendiri. Di film ini nilai positif adalah pentingnya mengejar renjana tanpa harus mengorbankan keluarga.
Selamat menonton!
No one should ever doubt Pixar’s movies. Ever! 😄
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahaha.. soalnya ada banyak kemiripan dengan BoL hahahaha
SukaSuka
menarik kayaknya. Btw BoL itu film apa ?
SukaDisukai oleh 1 orang
Book of Life temanya kisah cinta antara tiga sahabat, dua cowok dan 1 cewek. Background settingnya ala Meksiko juga.
SukaDisukai oleh 1 orang
Bagus memang film kartun ini. Btw, saya baru tahu ada kata renjana 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Hehehe.. saya sengaja menggunakan kata tersebut untuk mempopulerkannya.
Tantangan: posting sebuah artikel yang menggunakan kata renjana atau kata baku lain yang jarang digunakan, lalu minta sekramg blogger melakukan hal yang sama.
SukaSuka
Dari bahasa daerah mana itu. Kalau bahasa Indonesia dulu kan hasrat terjemahan nya ya?
SukaSuka
Saya sendiri tidak tahu Mas. Tapi itu ada di kbbi.
SukaSuka
Ya sih, kalau saya baca di KBBI memang ada 3592 bahasa daerah yang diserap, tapi bahasa dasarnya bahasa Melayu.
SukaDisukai oleh 1 orang