Nonton film ini semalam atas undangan dari Mbak Angela Ponggeng, Movie Distribution and Marketing Indonesia Entertainment Group di CGV Grand Indonesia. Saya sangat senang mendapat kesempatan menonton film yang berisi harta karun. Harta apa sih? Pesan moral yang bagus, yang bisa memotivasi diri kita agar lebih baik. Ada banyak jenis film, dari yang hanya buat seru-seruan gak ada isinya, tapi menghibur, sampai ke film yang bisa memberikan pencerahan hidup kita. Kamu tipe apa? Penikmat film asal “rame”, atau bisa menerima segala macam bentuk film yang beragam? Saya sendiri suka hampir semua genre film. Bring it on. Semakin aneh, semakin unik, semakin nge-twist, saya makin suka.
Film The Last Word termasuk film yang bila kita serius nikmati, akan membawa pesan yang sangat-sangat dalam. Film ini menceritakan tentang Harriet Lauler (diperankan Shirley MacLaine, saudara perempuan Warren Beatty), seorang wanita usia lanjut yang sempat meraih kesuksesan sebagai pebisnis di bidang periklanan yang kesepian. Ia mencoba bunuh diri dengan pendekatan OD, namun gagal. Ketika anggurnya tumpah di meja makan membasahi koran, tak sengaja ia melihat tulisan obituari orang lain yang baru meninggal. Ia membayangkan dirinya yang mati, namun ia tak dapat menemukan hal-hal positif yang dapat dituliskan untuknya. Akhirnya ia mencoba meminta Anne Sherman (diperankan Amanda Seyfried), wartawan “Bristol Gazette”, yang biasa menulis obituari, untuk menuliskan obituarinya selagi ia masih bernafas!
Ternyata menuliskan obituari buat seseorang yang masih hidup macam Harriet yang control freak dan menyebalkan ini bukan pekerjaan trivial. Dari mantan suami, kolega, anak, dan semua temannya tidak ada yang memberikan komentar positif akan kehidupan Harriet.
Dari sinilah titik balik kehidupan Harriet dimulai. Ia tahu bahwa obituari yang bagus harus berisi tentang kenangan indah keluarga dan koleganya terhadap dirinya. Ia juga harus punya pengaruh positif dalam kehidupan seseorang dan ia harus punya sesuatu yang positif yang menggambarkan dirinya untuk dikenang selamanya. Nah di sinilah kita harus belajar. Usia seseorang tak pernah kita ketahui. Kita tak tahu kapan harus pergi meninggalkan dunia ini. Obituari apakah yang kita inginkan orang tulis ketika kita meninggal nanti? This is the very JLEB moment for each of us. Kita mau dikenang sebagai orang yang baik? Jahat? Tidak amanah? Menyebalkan? Adakah legacy yang kita tinggalkan buat masyarakat? Adakah ilmu yang bermanfaat? Banyakkah manfaat kita buat sesama? Film bergenre drama komedi ini seakan menampar kita, woy sampai detik ini kamu nyebelin apa ngangenin sih orangnya? Apakah kamu mau menunggu jadi renta baru mau taubat?
Harriet akhirnya mendapatkan realita pahit sebagai titik tolak dalam hidupnya untuk mencoba mengisi sisa hidupnya dengan kenangan yang indah. Berhasilkah dia untuk mendapatkannya di akhir hidupnya? Ataukah justru dia semakin terpuruk dan tenggelam dalam kesinisan perangainya?
Film dengan durasi 108 menit ini tidak hanya menampilkan sisi drama, namun juga komedi. Beberapa adegan akan membuat kita terbahak atau tersenyum dan seakan sesekali menertawakan diri kita sendiri.
Ada setidaknya 5 hal positif yang bisa saya bawa pulang setelah menonton film ini:
1 – Jangan takut mengambil resiko
Salah satu favorit quotes dalam film ini adalah:
“Are you willing to take a risk to do something stupid?” …. or…..
“Are you willing to take a risk to do something great?”
2 – Hidup adalah saat kita menuliskan cerita yang akan dibaca orang lain ketika kita mati kelak
Tuliskan jalan cerita hidup kita sepositif mungkin, mulai sekarang, jangan menunggu tua.
3 – Beranilah untuk gagal
Jangan takut gagal, karena dari kegagalan kita belajar. Belajar menjadi lebih baik, belajar mencari cara lain untuk mencapai mimpi kita, dan belajar keluar dari zona nyaman.
4 – Bersikaplah santun kepada sesama
Mengumpat dan berkata yang buruk akan menimbulkan aura negatif. Berkata sopan dan baik lebih mulia untuk menyampaikan hal yang sama daripada memilih kata-kata kotor yang menyakiti orang lain.
5 – Pada akhirnya, bukan harta yang membuat kita bahagia, namun orang terdekat kita, yaitu keluarga
Harriet mencoba bunuh diri di usia tua jauh dari suami dan anak kandungnya. Semua terjadi karena pilihan hidupnya. Akankah kita membiarkan kita berlaku semaunya asal kita happy? Mentang-mentang : ini diri saya kok. Saya ya emang begini. Ini alasan saja sebenarnya agar kita tidak mengubah tingkah laku buruk kita. Jangan dong ah. Kalau buruk ya kita perbaiki. Bisa kok, meski sulit di awalnya.
Saksikan film yang tayang di CGV dan Cinemaxx mulai Rabu depan, 19 April 2017, sebagai tontonan alternatif selain film seru yang mulai tayang pada hari ini, The Fate of The Furious. Film horor asyik, film kebut-kebutan juga asyik. Tapi hidup kita bukan cuma yang asyik-asyik. Kita butuh pencerahan dalam hidup, untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Selamat menonton!
Klo film2 drama seperfinya saya akan menyukainya. Terlihat bagus ceritanya :).
SukaDisukai oleh 1 orang
Ada di cgv Mas..
SukaSuka
Barusan cek di IMDb ratingnya cuma 6.6, padahal kayaknya ceritanya bagus dan nggak mainstream.
SukaDisukai oleh 1 orang
Betul Mas.. tapi semua tergantung kita bisa gak mengambil saripati dari film yang mungkin mediocre aja hehehe
Menghibur kok..
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya sih. Film yang bagus juga kadang nggak sesuai selera pasar kebanyakan.
OK mas, saya coba lihat traillernya dulu.
SukaDisukai oleh 1 orang
Betul sekali Mas. Dari kualitas film sih biasa aja. Tapi gak buruk juga. Nilai yang bisa diambil itu yang menurut saya layak untuk ditonton Mas..
SukaDisukai oleh 1 orang
Jadi tertarik untuk nonton… Terimakasih atas rekomendasinyaaaa….
SukaDisukai oleh 1 orang
Sama-sama Massss… makasih banyak dah mampir.. hehehee
SukaSuka