Seminggu setelah mencoba berkemah di pantai Anyer seperti yang sudah saya tuliskan di sini, kami kembali berpetualang membuka tenda di daerah Bandung Selatan, Situ Cileunca, Pengalengan. Suhu udara yang sejuk dan sedingin Ranca Upas Ciwidey yang sudah tiga kali kami kunjungi adalah salah satu daya tarik mengapa kami memilih untuk berkemah di sini.

Ada banyak tempat berkemah di sekitar Situ Cileunca, namun beberapa tempat sudah penuh, sehingga pilihan jatuh ke Camping Ground Situ Cileunca Ugahari yang dikelola Kang Dedi dan Kang Jaka. Lokasinya bersebelahan dengan camping ground dan villa De Bloem. Area campingnya memang tidak begitu luas, namun cantik karena berhadapan langsung dengan Situ Cileunca dan memiliki saung yang bisa dimanfaatkan sendiri. Fasilitas toilet tersedia lebih dari 10 pintu dan beberapa di antaranya bisa menggunakan air panas dari water heater. Bisa mandi air panas di suhu dingin adalah salah satu kelebihan tempat ini.
Kami datang sekitar pukul tujuh malam. Udara mulai terasa sejuk, jauh dengan panasnya Tangerang Selatan. Sambutan alam yang bersahabat ini membuat hati saya langsung ceria dan lupa akan capainya mengendarai mobil sekitar 5 jam. Kang Jaka langsung menyambut kami dengan hangat dan membantu mendirikan tenda agar cepat terbangun. Tampak pengalamannya dalam mendirikan tenda cukup terlihat sehingga tidak berapa lama seluruh tenda telah terbangun.






Tempat berkemah ini memiliki tiga tingkatan tanah. Yang paling atas untuk lahan parkir dan dua tingkat di bawahnya bisa digunakan untuk mendirikan tenda. Di tingkat kedua dan ketiga masing-masing ada saung untuk berkumpul. Di atas toilet ada musholla dan ruang bersantai, juga kamar para pengelola camping ground.

Listrik disediakan di tempat saung, untungnya saya membawa 5 kabel extension sepanjang 5 meter, sehingga setiap tenda mendapat akses listrik untuk melakukan charging HP atau untuk memasak nasi dengan rice cooker.
Hari pertama kami menghabiskan waktu dengan mengeksplorasi Situ Cileunca dengan menyewa kapal dan mengunjungi kebun arbei yang bisa kita petik dan makan di tempat. Ada opsi untuk membawa keranjang kecil membayar 10 ribu, atau 5000 makan di tempat sepuasnya. Menurut saya ambil yang 5000 saja sudah cukup kok.
Setelah itu kami mencoba flying fox sejauh 300 meter menyeberangi danau dengan ketinggian sekitar 10-12 meter. Beban maksimal sekitar 150 kilogram, jadi saya berani mencoba untuk menyeberang. Naiknya saja yang cukup mendebarkan, namun setelah meluncur sangat menyenangkan dan tidak menakutkan. Saya, istri, anak perempuan, dan adik ipar mencoba fasilitas yang dibandrol 30 ribu rupiah ini per orangnya. Sangat direkomendasikan!
Setelah mencoba flying fox kami juga mengambil paket arung jeram, seorangnya dibandrol 125-130 ribu rupiah. Bisa nego tipis sepertinya 🙂
Full Adrenalin Istirahat sejenak Menuju sungai dari camping ground Seru dan mendebarkan Istirahat di sekitar Pinus Rahong Tingginya Flying Fox Menunggu Antrian Sebelum berangkat
Berbeda dengan rafting arus liar, arung jeram di Sungai Palayangan ini sumber airnya dari Situ Cileunca yang bisa dikontrol debitnya, sehingga bebas banjir bandang. Jadi relatif lebih aman daripada di rafting yang menggunakan arus liar. Ada dua orang petugas tiap perahunya, satu mendayung di belakang kapal dan memberikan komando untuk para penumpangnya. Jika dia berteriak BOOM, artinya akan ada jeram yang cukup dalam dan penumpang harus jongkok dan mempersiapkan diri. Bila teriak kiri, kami harus doyong ke kiri, dan seterusnya. Satu petugas lainnya berlari di samping kapal untuk melempar tali bila ada kondisi darurat dan dia juga mengambilkan foto serta video para penumpang. Trayeknya sejauh lebih kurang 5 kilo meter ditempuh sekitar 90 menit. Cukup menyenangkan! Di tengah perjalanan kita bisa beristirahat sebentar untuk makan pop mi, minum jahe hangat, atau makan cemilan. Di ujung perjalanan kita akan dijemput mobil pajero (panas di jero (dalam) wkwkwkwk), yang akan membawa kita kembali ke bumi perkemahan.
Karena perjalanan dari Tangerang Selatan cukup jauh ke Pengalengan, maka kami menginap dua malam agar puas. Malam kedua Kang Jaka membawakan jagung untuk dibakar di atas api unggun sambil ngobrol seru. Paginya kami mencoba susu murni yang sangat terkenal itu dalam kondisi masih panas. Nikmat sekali.
Untuk masalah biaya, berikut ini adalah beberapa tarif yang ditawarkan:
- Membawa tenda sendiri, 50 ribu per malam per orang
- Sewa tenda dengan kasur, 100 ribu per malam per orang
- Sewa tenda dan makan 3x, 250 ribu per malam per orang
- Flying fox, 35 ribu per orang
- Arung jeram, 130 ribu per orang
- Berpesiar dengan perahu dan mampir ke kebun arbei, 250 ribu satu perahunya (bisa 6-8 orang)
Kami sangat puas dengan pelayanan Kang Jaka dan Kang Dedi. Dalam sehari saya sudah memecahkan rekor ikut flying fox dan rafting, dua hal yang belum pernah saya coba sebelumnya. Ternyata super seru. Lain kali insya Allah, mau mencoba tempat wisata lain di Pengalengan seperti Perkebunan Teh Cukul, Malabar, dan Jangkung, Rumah Pengabdi Setan, Penangkaran Rusa Kertamanah, Hutan Pinus Rahong, Trekking ke Gunung Wayang Windu, Curug Penganten dan Curug Mega, dan Riung Gunung.
















Seperti biasa, jangan lupa subscribe, like, dan tambahkan pendapat kalian di komentar ya! Sampai jumpa di petualangan selanjutnya!
Wkwkwkwk… baca aja seru gimana disananya ya…. pasti lebih seru…
SukaSuka
Banged Bu wkwkwkwk
SukaDisukai oleh 1 orang